Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Buaya Memangsa Manusia di Kaltara Dibalas Pembantaian, Ini Respons BKSDA

Kompas.com - 28/07/2022, 20:19 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Juli 2022, terdapat dua laporan nelayan hilang akibat diserang atau dimangsa buaya di perairan Nunukan, Kalimantan Utara.

Kasus pertama terjadi pada 14 Juli 2022, menimpa warga Desa Tabur Lestari Kecamatan Seimanggaris, Nunukan, bernama Baharuddin (29), yang saat itu tengah menjala ikan di perairan setempat.

Dan kasus kedua adalah nelayan asal Kabupaten Tana Tidung, Samsul Bahari. Yang dilaporkan hilang di perairan Semaja, Seimanggaris, tidak jauh dari lokasi hilangnya Baharuddin.

Baca juga: Cerita Pencarian Jasad Nelayan di Nunukan, Libatkan Warga Adat hingga Taklukkan 3 Buaya

Upaya pencarian terhadap keduanya melibatkan lembaga adat, dan ditemukan melalui proses penangkapan dan pembedahan perut sejumlah buaya.

Ada laporan nelayan hilang, yang juga diduga akibat serangan buaya. Sampai hari ini, keberadaannya tidak diketahui meski sudah dilakukan pencarian oleh Tim SAR.

Menanggapi banyaknya habitat buaya yang terkesan semakin banyak dan agresif, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau, Kalimantan Timur, Dheny Mardiono, mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pemetaan dan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk merespons persoalan tersebut.

"Kita akan turun ke lapangan. Sementara ini, kita sedang berkomunikasi intens dengan Pemerintah Daerah Nunukan. Kita membicarakan langkah kita ke depan seperti apa," ujarnya saat dihubungi, Kamis (28/7/2022).

Pada dasarnya, kata Dheny, buaya merupakan satwa liar yang secara naluriah akan langsung menyerang saat terdesak dan terkejut.

Selain itu, dari beberapa pengamatan sifat buaya di sejumlah tempat penangkaran, ada di antara mereka yang memiliki sifat sangat agresif dan selalu menyerang yang dianggap mangsanya, meski tidak diganggu.

Baca juga: Hilang Saat Cari Udang, Jasad Nelayan Ditemukan Dalam Perut Buaya Sepanjang 8 Meter

"Ada dua kemungkinan, yang pertama terdesak, dan kedua, kemungkinan sifat individu buaya tersebut memang nalurinya menyerang," jelasnya.

Melihat kasus buaya, khususnya di Kabupaten Nunukan, meski secara kasat mata, seakan ada penambahan populasi.

Tentu tidak boleh serta merta menyatakan ada proses perkembangbiakkan buaya di lokasi tersebut.

Butuh kajian ilmiah dan inventarisasi pemetaan populasi, karena bisa jadi, penambahan populasi berasal dari fenomena perpindahan buaya dari lokasi lain, atau memang ada populasi meningkat akibat perkawinan predator air tersebut.

"Inventarisasi pendataan populasi sangat diperlukan, tapi tidak serta merta tentunya. Butuh biaya besar, mulai trasportasi dan pembiayaan penelitian. Kami sudah usulkan itu tahun lalu. Tapi mungkin ada prioritas lain, sehingga belum muncul (anggaran)," jelasnya.

Baca juga: 6 Hari Hilang, Jasad Pria yang Jatuh dari Jembatan Sungai Tabur Ditemukan di Dalam Perut Buaya

Dheny juga akan membahas lebih jauh mengenai kemungkinan penangkaran buaya. Selama ini, penangkaran buaya yang terdekat dari Nunukan adalah Kota Tarakan.

Butuh biaya sangat besar, jika seandainya buaya di Nunukan ditangkap dan dibawa menggunakan kapal ke Tarakan.

Belum lagi, jika buaya itu berukuran besar dan membutuhkan transportasi kapal dengan spek besar. Sejauh ini, buaya terbesar yang ditangani BKSDA Berau memiliki ukuran panjang 5 meter.

"Semua masih butuh kajian. Apakah buaya di sungai tersebut melebihi populasi atau tidak. Kalau melebihi populasi tentu ada rekomendasi pemindahan. Dan itu tetap menunggu hasil kajian," kata Dheny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com