KOMPAS.com - Fenomena suhu dingin pada musim kemarau kerap dirasakan di beberapa wilayah di Indonesia.
Biasanya masyarakat akan merasakan suhu yang lebih dingin dibanding waktu-waktu sebelumnya, terutama pada malam hingga pagi hari.
Baca juga: Suhu Dingin di Sumenep, Terendah 21 Derajat Celsius
Padahal di musim kemarau seharusnya suhu udara semakin tinggi dengan suasana sangat terik di siang hari.
Baca juga: Fenomena Bediding, Penyebab Suhu Dingin di Malam Hari pada Musim Kemarau
Sebagaimana diketahui, musim kemarau identik dengan curah hujan rendah di sebagian besar wilayah Indonesia.
Baca juga: Daftar Daerah dengan Suhu Dingin Ekstrem, Capai 2 Derajat Celsius hingga Muncul Es
Maka muncul pertanyaan, apakah kondisi suhu dingin di musim kemarau ini merupakan fenomena yang normal?
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (25/07/2022), Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin memberi penjelasannya terkait fenomena suhu dingin di musim kemarau.
Menurutnya, fenomena suhu dingin ini sebetulnya merupakan peristiwa alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau.
Miming juga menjelaskan bahwa fenomena suhu udara dingin biasa terjadi setiap tahunnya, dan sejauh ini kondisi musim kemarau di Indonesia masih cukup normal.
Bahkan, suhu dingin yang terjadi berpotensi memunculkan embun es atau embun upas di seperti yang kerap terjadi di Dieng maupun dataran tinggi atau wilayah penggunaan lainnya.
Dijelaskan pula bahwa penyebab suhu dingin ini tak lepas dari periode puncak musim kemarau.
Hal ini ditandai oleh pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia.
Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin, sehingga pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.
“(Monsoon) bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin,” ujar Miming.
Hal inilah yang mengakibatkan suhu menjadi terasa lebih dingin di beberapa wilayah Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Selain itu, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga mempengaruhi terjadinya suhu dingin saat malam hari.