Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Kampung Kepiketik Sikka, Hidup Tanpa Listrik dan Akses Jalan yang Sulit

Kompas.com - 18/07/2022, 16:02 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis


KOMPAS.com - Baru-baru ini kabar seorang ibu hamil yang harus ditandu sejauh 3,5 kilometer menuju Puskesmas Waigete ternyata sudah berulang kali terjadi.

Begitulah kondisi di Kampung Kepiketik, Dusun Pigang, Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT.

Tanpa adanya lampu penerangan, suasana kampung sangat sunyi dan gelap meskipun waktu baru menunjukkan pukul 19.00 Wita.

Kampung yang sebenarnya hanya berjarak 3 kilometer dari ruas jalan negara menghubungkan Maumere di Kabupaten Sikka dengan Larantuka di Flores Timur tidak membuat kampung ini makmur.

Kondisi jalan masih terjal dengan bebatuan hingga tidak adanya listrik membuat warga Kampung Kepiketik hanya bisa berharap.

Sehari-hari warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah, terbuat dari kaleng bekas yang dipasangkan sumbu. Di dalamnya diisi minyak tanah, sumbu dicelupkan ke dasar kaleng agar api di puncak sumbu menyala.

Sementara warga yang memiliki kemampuan lebih, mereka akan membeli lampu panel surya, namun terbatas untuk dua bola lampu saja.

Minta Presiden berikan akses lampu dan jalan

Baca juga: Penganiaya Pria hingga Tewas di Sikka Ditahan, Polisi Masih Dalami Motif Pelaku

Dilansir dari Kompas.com, anak-anak dari Kampung Kepiketik bernama Yoan, dan teman-temannya, Rio, Evan dan Risal merasakan sulitnya belajar dengan hanya mengandalkan satu lampu pelita atau lampu minyak.

"Kami setiap malam begini, tidak ada lampu listrik. Jalan kami juga di sini rusak," keluh Rio.

Rio mengaku sudah lelah belajar dengan kondisi seperti itu. Mereka berharap Presiden Joko Widodo bisa membangun jalan dan aliran listrik menuju kampung tersebut.

"Bapak Jokowi, kami minta jalan dan listrik. Kami sudah capek belajar pakai lampu pelita," pinta mereka.

Ayah Yoan, Lorensius Loren (45), kesulitan yang paling utama di Kampung Kepiketik adalah listrik dan jalan. Infrastruktur yang sulit membuat warga setempat sulit mengakses sekolah, fasilitas kesehatan dan pasar.

Foto: Kondisi jalan di Kampung Ketik di Kampung Kepiketik, Dusun Pigang, Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.  Serafinus Sandi Hayon Jehadu/Kompas.com. Foto: Kondisi jalan di Kampung Ketik di Kampung Kepiketik, Dusun Pigang, Desa Mahekelan, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

"Minggu lalu ada yang gendong pasien dari sini juga. Kami di sini sangat susah, Pak," katanya.

Banyak anak putus sekolah

Baca juga: Bapak Jokowi, Kami Minta Listrik, Kami Capek Belajar Pakai Lampu Pelita

Bahkan, anak-anak mereka juga kesulitan untuk belajar karena hanya mengandalkan lampu minyak tanah. Akibatnya, banyak yang memilih untuk berhenti bersekolah.

Lorens berharap, pemerintah tidak membiarkan situasi ini berlarut-larut. Bila tidak, semakin banyak anak yang memilih putus dan enggan bersekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com