KOMPAS.com - Pengakuan Samuel Hutabarat, ayah kandung Brigadir J, soal dugaan peretasan ponsel miliknya menjadi sorotan pembaca.
Samuel mengaku, usai ponselnya bisa dipakai lagi ada sejumlah pesan pribadi hilang.
Sementara itu, berita seorang bocah lima tahun di Ponorogo yang terbakar usai beli jajanan "ice smoke" juga menyita perhatian.
Korban alami luka bakar 30 persen.
Berikut ini berita populer regional secara lengkap:
Samuel menemukan ada pesan dan riwayat chating yang terhapus di ponsel miliknya diretas.
Menurutnya, pesan yang dihapus itu berasal dari saudara dan teman Samuel. Samuel pun mengaku takut lagi untuk memakai WhatsApp.
"Baru bisa dibuka ponsel kami. Saya lihat tulisan dari saudara dan kawan terhapus. Ada tulisan terhapus. Mungkin peretas yang menghapus," kata dia lagi.
Baca berita selengkapnya: HP Keluarga Brigadir J Diretas, Ternyata Ada Pesan yang Dihapus
Kasus bocah terbakar di Ponorogo gara-gara jajanan "ice smoke" terus diselidiki. Polisi telah meminta keterangan penjual jajanan "ice smoke".
Menurut pengakuan sementara, penjual itu mencampur jajanan itu dengan nitrogen murni agar bisa berasap.
“Nitrogen yang digunakan untuk berjualan R merupakan nitrogen murni yang didapatkan dari pabrik di Gresik. Pria itu sudah menjalankan usaha tersebut selama 8 tahun lalu,” kata Kepala Unit Pidana Umum Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Ponorogo, Ipda Guling Sunaka
Baca berita selengkapnya: Bocah Terbakar akibat Jajanan "Ice Smoke" di Ponorogo, Begini Penjelasan Polisi
Usai mendapat informasi banyaknya hunian liar di kawasan pemakaman Mojo, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka segera mendatangi lokasi itu.
"Jumlahnya banyak. Sudah tahu salah kan nanti kita tertibkan. Nanti kita carikan solusi. Nanti kita panggil satu pers atu dulu," jelas Gibran.
Baca berita selengkapnya: Datangi Hunian Liar di Kuburan Mojo, Gibran: Ojo Dibangun Omah
Apip Nurahman gelar sayembara untuk pejabat dan akan menghadiahkan satu hektar kebun sawitnya bila ada yang mampu menaikkan harga sawit menjadi Rp 3.000 per kilogram.
Sayembara itu dibuat karena Apip dan petani sawit lainnya kecewa dengan harga tandan buah segar (TBS) sawit yang terus merosot, kini mencapai Rp 400 per kg di daerahnya.
"Pokoknya saya relakan satu hektar kebun sawit saya beserta sertifikatnya kalau bisa (TBS naik jadi Rp 3.000), saya rela," ujarnya.
Baca berita selengkapnya: Harga Sawit Rp 400, Pria di Bengkulu Buat Sayembara, 1 Hektar Kebun Sawit bagi yang Mampu Naikkan Harga Jadi Rp 3.000 Per Kg
(Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi, Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Bengkulu, Firmansyah | Editor : Gloria Setyvani Putri, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.