KOMPAS.com - Cerita rakyat merupakan kekayaan budaya suatu daerah.
Legenda Si Lacang merupakan cerita rakyat Melayu. Cerita rakyat ini berlatar belakang di daerah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Pesan moral cerita rakyat ini adalah supaya anak berbakti kepada orang tuanya, terutama kepada ibunya.
Berikut ini Legenda Si Lancang, cerita rakyat Melayu.
Dahulu kala di daerah Kampar, hiduplah Si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup sangat miskin dan mereka berdua bekerja sebagai buruh tani.
Untuk memperbaiki kehidupan, Si Lancang bermaksud merantau.
Si Lancang pun berpamitan kepada ibu dan guru ngajinya. Ibunya berpesan agar di rantau, Si Lancang selalu ingat pada ibu dan kampung halamannya. Ibunya juga berpesan agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka.
Si Lancang pun berjanji pada ibunya. Sang ibu sampai terharu saat Si Lancang menyembah lututnya untuk meminta berkah.
Baca juga: Legenda Kumbang Bernaung, Asal-usul Nama Danau Malawen
Ibu Si Lancang membekali sebungkus lumping dodak, kue kesukaan Si Lancang.
Setelah bertahun-tahun merantau, Si Lancang mencapai kesuksesan. Ia menjadi saudagar kaya raya yang memiliki berpuluh-puluh kapal dagang.
Menurut kabar, ia juga memiliki tujuh istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang kaya raya.
Sementara, ibunya masih tinggal di Kampar, dalam keadaan sangat miskin.
Pada suatu hari, Si Lancang berlayar ke Andalas, dalam perlayaran itu ia membawa ke tujuh istrinya.
Si Lancang juga membawa perbekalan mewah dan alat-alat hiburan berupa musik.
Sampai di Kampar, alat musik dibunyikan dengan suara yang sangat riuh. Si Lancang juga menggelar sutra dan aneka perhiasan dari emas dan perak untuk memberikan kesan kemewahan yang dimilikinya.