Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Pilih Ajarkan Anaknya Bahasa Inggris Dibandingkan Bahasa Jawa, Permadani: Dianggap Lebih Mudah Dapat Pekerjaan

Kompas.com - 06/07/2022, 09:19 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Animo masyarakat untuk belajar Bahasa Jawa saat ini terus meningkat.

Antusiasme ini merupakan kabar gembira karena saat ini terjadi degradasi budaya daerah pada anak-anak, termasuk kemampuan berbahasa Jawa.

Kemerosotan ini akibat orangtua yang membiasakan anak menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.

“Anak muda saat ini ada kemerosotan berpakaian dan berbahasa Jawa. Karena di rumah mereka dibiasakan berbahasa selain bahasa daerah. Harapan kami agar masyarakat dalam keluarga tetap menggunakan bahasa Jawa,” ujar Ketua Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Semarang Seno Wibowo di aula Kecamatan Tengaran, Selasa (5/7/2022).

Baca juga: Menkominfo Johnny G Plate Sambut Delegasi G20 dengan Bahasa Jawa dan Kenalkan Filosofi Jawa

Seno mengakui banyak orangtua tidak menggunakan dan mengajarkan Bahasa Jawa, karena lebih rumit daripada bahasa lainnya.

“Saya lihat anak yang lahir tahun 1970-an kesini sudah gagap ketika ditanya wayang, bahasa ngoko, dan krama inggil. Tidak jarang mereka kesulitan membedakan bahasa krama inggil dan ngoko,” ungkapnya.

Orangtua justru membiasakan menggunakan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris.

"Salah satu alasannya karena dengan menguasai Bahasa Inggris mereka mudah mendapatkan pekerjaan," kata Seno.

Baca juga: Angka 1 sampai 100 dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Kromo serta Filosofinya
“Sebenarnya Bahasa Jawa ini kan bahasa ibu. Di dalamnya ada filosofi budaya yang tinggi, bagaimana menghormati orangtua, menghormati sesama dan menghormati orang yang lebih tua. Sementara bahasa bahasa asing kita tidak mengerti filosofis di dalam bahasa tersebut,” tambah Seno.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Cabang Permadani Kecamatan Tengaran, Manto mengatakan sejak dibentuk tahun 2016, sudah ratusan siswa yang bergabung di pawiyatan Permadani Tengaran.

"Siswa Permadani Tengaran saat ini beranggotakan dari berbagai kecamatan, sementara untuk Angkatan ke-52 ini sudah terdaftar 40 siswa, harapannya bertambah lagi dan semakin berkembang," jelasnya.

Dia berharap lulusan pawiyatan Permadani Tengaran bisa mengembangkan budaya Jawa.

"Pembelajaran nantinya akan ditempuh 40 kali pertemuan selama lima bulan, siswa akan diajarkan Panatacara dan Pamedhar Sabdha, siswa juga bisa mengenal tradisi adat budaya Jawa," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com