Aksara kwadrat memiliki ciri-ciri yang berbeda dibandingkan aksara biasa.
Ciri-ciri aksara kwadrat adalah ditulis besar, tulisan menonjol, dan memiliki bentuk persegi empat.
Diperkirakan, karena bentuknya persegi empat maka disebut aksara kwadrat.
Aksara juga berbentuk ornamen dengan penulisan serif yang menebal, ruang kosong antarbaris diisi dengan ornamen yang merupakan ekspresi simbolik dekoratif.
Jika, ada ruang untuk memberikan ornamen maka aksara diperkecil.
Adapun perbedaan prasasti yang ditulis menggunakan aksara kwadrat dengan aksara biasa adalah terlihat pada teknik penulisannya.
Pada prasasti yang ditulis menggunakan aksara biasa dipahat ke dalam.
Sedangkan, prasasti yang ditulis menggunakan aksara kwadrat ditulis dengan gaya relief, yakni pahatan aksara dibuat menonjol keluar.
Pembuatan aksara menonjol ke luar lebih sulit dibandingkan dengan pembuatan prasasti dengan pahatan ke dalam.
Prasasti yang ditulis menggunakan aksara kwadrat di Jawa Tengah adalah Candi Sukuh, Candi Ceto, dan Candi Planggatan.
Baca juga: Aksara Lampung: Jumlah Huruf Induk dan Letak Anak Huruf
Di Bali, prasasti yang ditulis menggunakan aksara kwadrat ditemukan di Gunung Penulisan di Kabupaten Bangli, Gunung Kawi dan Pejeng yang kedua lokasi terakhir terdapat di Kabupaten Gianyar.
Sementara di wilayah Jawa Timur, prasasti bertuliskan aksara kwadrat tidak semua berasal dari masa Kadiri.
Ada prasati yang ditulis sebelum masa Kadari, yaitu prasati aksara kwadrat tertua yang dituliskan pada Petirtaan Jalatunda yang berasal pada tahun 899 Saka (977 Masehi).
Selain itu juga, ada prasati-prasati lain yang ditulis setelah masa Kadari.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.