Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul dan Sejarah Nama Manado

Kompas.com - 28/06/2022, 06:00 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Manado merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Utara.

Manado merupakan kota indah yang terletak di tepi pantai yang dikelilingi oleh daerah pegunungan.

Manado memiliki pulau eksotik yang terkenal dengan wisata bawah lautnya, yaitu Bunaken, Manado Tua, dan Siladen.

Keindahan alam, budaya, dan lingkungan sosialnya menyimpan banyak cerita, namun catatan tersebut dimiliki bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda) yang datang menjajah lantaran terpesona keindahan dan kekayaan alamnya.

Sampai kini, bukti fisik asal nama Manado masih diperdebatkan, banyak versi yang berupaya memberikan interpretasi.

Asal-usul dan Sejarah Nama Manado

Dilansir dari laman Pemerintahan Kota Manado bahwa adanya beragam versi terkait asal-usul nama Manado diyakini bahwa Manado berasal dari bahasa lokal Sulawesi Utara yang hampir punah.

Nama Manado berasal dari kata Manaroe atau Manadou (bahasa daerah Minahasa), artinya dijauh, penyebutannya hampir sama dengan bahasa Sangihe, yaitu Manaro yang memiliki arti dijauh atau negeri yang jauh.

Baca juga: Asal Usul dan Sejarah Nama Pariaman

Dulu, Manado merupakan bagian dari Minahasa, sampai tahun 1947 Manado masih menjadi bagian Minahasa.

Nama yang lebih tua dari Manado, yakni Wenang. Wenang adalah nama pertama yang berubah menjadi Manado. Karena sebelum maju dan berkembang besar, Manado merupakan bagian dari Minahasa.

Menurut Prof Geraldine Manoppo - Watupongoh, pergantian nama Wenang menjadi Manado dilakukan oleh Spanyol pada tahun 1682.

Menurutnya, nama Manado diambil dari nama pulau di sebelah Bunaken, yaitu Manado (kini Manado Tua).

Namun sumber lain menyebutkan pergantian nama Wenang menjadi Manado tidak dilakukan oleh Spanyol, tetapi VOC Belanda.

Alasannya pada tahun 1677 sampai 31 Agustus 1682, gubernur jenderal Hindia Belanda di Ternate, Dr Robertus Padtbrugge datang ke Manado dan mencatat sisa-sisa penduduk Bowontehu (Manado Tua), termasuk yang terdapat di Sindulang.

Pergantian Wenang menjadi Manado disebabkan dokumen dan surat-surat penting bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda banyak mencantumkan nama Manado serta lebih banyak dikenal dibandingkan Wenang.

Pada tahun 1623 nama Manado mulai dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Karena alasan tersebut Wenang diganti menjadi Manado.

Baca juga: Asal-usul dan Sejarah Nama Jasinga

Versi lain menyebutkan Manado sebelumnya adalah Pogidon. Wilayah Pogidon sering diidentikan dengan Wenang. Namun, Pogidon dan Wenang merupakan dua negeri yang berbeda. Wenang merupakan negeri luas, sedangkan Pogidon adalah pemukiman kecil.

Meskipun Kota Manado berasal dari bahasa lokal, namun kata yang hampir punah ini diwarisi dari dokumen-dokumen bangsa Eropa.

Dalam dokumen itu disebutkan bahwa nama Manado ditemukan pelaut Portugis yang bernama Simao d'Abreu pada tahun 1523 dan merupakan pulau yang sudah berpenghuni sejak 1339.

Namun, Simao tidak mempublikasikan temuannya itu. Hasil temuan tersebut dipublikasikan oleh Antonio Galvao, mantan gubernur Portugis di Maluku dalam buku berjudul Tratado.

Pada tahun 1541, Nicolaas Desliens, orang Eropa asal Perancis yang mencantumkan nama Manado di peta dunia.

Diperkirakan, Desliens mendapatkan nama Manado dari Simao d'Abreu. Jika benar, maka d'Abreu dianggap membocorkan informasi rahasia.

Karena, bangsa Portugis menerapkan politik tutup mulut sebagai kebijakan distrik. Artinya, semua informasi yang dimiliki tidak boleh diketahui bangsa Eropa lain.

Manado yang dimaksud Simao d'Abreu dan Antonio Galvao merupakan Manado yang kini namanya berubah menjadi Manado Tua. Sementara, Manado Tua merupakan wilayah kepulauan yang terdapat di Kota Manado.

Baca juga: Asal Usul dan Sejarah Banjarbaru

Hari Jadi Kota Manado

Hari jadi Kota Manado ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623. Penetapan hari tersebut berdasarkan pada sejumlah peristiwa bersejarah.

Tanggal 14 diambil dari peristiwa merah putih yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1946. Saat itu, putra daerah bangkit dan menentang penjajah Belanda untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.

Bulan Juli diambil dari unsur yuridis, dengan munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staat gemeente, gemeente sendiri berarti kotamadya.

Kemudian tahun 1623, unsur yang diambil saat Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi.

Berdasarkan peristiwa sejarah tersebut tanggal 14 Juli 1623 menjadi hari jadi Kota Manado.

Sumber:

manadokota.go.id dan sulut.bpk.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com