Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Mengemis Jadi Pekerjaan, Tak Sekadar Minta-minta…

Kompas.com - 28/06/2022, 04:30 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena pengemis marah karena tak diberi uang menjadi sorotan.

Beberapa waktu lalu, beredar video yang memperlihatkan seorang pengemis di Kota Probolinggo, Jawa Timur, menoyor kepala seorang perempuan gara-gara tak diberi uang.

Hal serupa juga terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Seorang pengemis melempar sandal ke mobil pengendara karena tak diberi uang.

Baca juga: Viral, Video Perempuan Ditoyor Pengemis karena Tak Beri Uang, Ini Tanggapan Satpol PP

Menurut sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono, dua fenomena tersebut menggambarkan adanya pergeseran perilaku dari filantropi menjadi transaksional.

Awalnya, fenomena pengemis berkaitan dengan perilaku filantropi, yang mana saat orang bersedekah bertujuan untuk meringankan beban orang lain.

“Kita bersedekah dengan harapan orang yang tidak mampu bisa tertolong,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Viral Tak Dikasih Uang, Pengemis di Semarang Malah Lempar Sandal ke Arah Kaca Pengendara

Selain itu, perilaku filantropi erat kaitannya dengan nilai-nilai religius. Ketika orang bersedekah, dia berharap bisa memperoleh pahala.

Namun, seiring waktu berjalan, ditambah dengan makin tingginya tuntutan ekonomi, perilaku mengemis mengalami pergeseran menjadi transaksional.

Bahkan, terang Drajat, pergeseran ini menjadikan tindakan mengemis tak lagi sekadar meminta-meminta, melainkan jadi sebuah pekerjaan.

Karena adanya pergeseran perilaku ini, para pengemis meminta kepada masyarakat untuk mengakui dan menghargai pekerjaan tersebut.

Baca juga: Menyingkap Fenomena Pengemis Marah gara-gara Tak Diberi Uang…

Oleh karena itu, mereka akan marah bila tak diberi uang. Atau dalam beberapa kasus, pengemis merasa tidak dihargai ketika diberi uang receh Rp 100 atau Rp 500.

“Pengemis meminta harus dihargai, bahwa mengemis harus diberi,” ucapnya.

Anggapan mengemis adalah pekerjaan, dapat membuat seorang pengemis bertindak agresif bila tak diberi uang.

“Mereka menganggapnya itu adalah penghinaan dan tidak dihargai. Perilaku transaksional ini basisnya perilaku timbal balik, dasarnya terkait dengan penghargaan-penghargaan yang lebih bersifat instrumental, berupa uang, dan lain-lain,” ucapnya.

Baca juga: Pengemis yang Viral karena Lempar Sandal ke Pengendara di Semarang akan Dikirim ke Rumah Sakit Jiwa

Tingginya tuntutan ekonomi

Ilustrasi uang. Berikut besaran UMK Sumut 2022 untuk 22 kabupaten/kota.Pexels/ahsanjaya Ilustrasi uang. Berikut besaran UMK Sumut 2022 untuk 22 kabupaten/kota.

Di samping itu, Drajat juga memandang bahwa pergeseran perilaku ini disebabkan oleh semakin tingginya tuntutan ekonomi.

“Sementara itu, persaingan antarpengemis juga semakin besar, sehingga menuntut mereka segera mendapatkan uang tak hanya Rp 2.000 maupun Rp 4.000, tapi lebih,” ungkapnya.

Adanya tekanan di perkotaan juga mendorong pengemis bertindak agresif.

Baca juga: Pengemis yang Toyor Kepala Pelanggan Ditangkap Petugas, Ternyata Berusia 70 Tahun

Tekanan yang dimaksud Drajat adalah dipersempitnya ruang gerak pengemis lantaran di beberapa daerah mulai menerapkan larangan memberikan uang kepada pengemis.

“Ini membuat peluang hidup mereka di perkotaan makin dibatasi. Mereka dilarang di keramaian. Larangan ini mengurangi ruang dia mendapat peluang ekonomi,” tuturnya.

Tingginya tuntutan ekonomi dan terbatasnya ruang gerak menjadikan pengemis berharap lebih kepada masyarakat agar memberikan uang.

“Mereka menuntut standar tingkat kesalehan yang lebih tinggi,” jelas dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNS ini.

Baca juga: Soal Pengemis Marah karena Tak Diberi Uang, Sosiolog Sebut Berkaitan dengan Tingginya Tuntutan Ekonomi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

Regional
Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Regional
Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Hadiri Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Janji Penuhi Kebutuhan Umat Hindu di Kediri

Regional
Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun Akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com