CIREBON, KOMPAS.com – Harga cabai rawit merah yang masih tinggi di pasaran membuat sebagian warung makan ayam geprek di Jalan Perjuangan Kota Cirebon, Jawa Barat menjerit.
Mereka pusing tak dapat mengganti dengan cabai lain karena cabai rawit merah merupakan bahan utama sambal geprek.
Pedagang tidak dapat menaikkan harga karena berpotensi berkurangnya pelanggan. Alternatifnya, pedagang mengurangi sedikit takaran sambal agar tidak terlampau rugi, dan konsumen tetap dapat makan dengan harga biasa.
Baca juga: Cabai Rawit Merah Sulit Didapat di Lumajang, Ini Dugaan Penyebabnya
Cara alternatif itu salah satunya dilakukan oleh Yuni (30), pemilik warung ayam geprek. Yuni bersama timnya berusaha tetap memberikan pelayanan sambal di tengah harga cabai rawit merah yang melambung tinggi.
“Tetap seperti biasa. Meski harga cabai naik drastis, harga satu porsi di sini, tetap. Tidak naik. Hanya saja, kami coba kurangi sedikit takaran. Tapi kalau yang minta banyak, ya sudah, karena sudah pelanggan,” kata Yuni kepada Kompas.com, Kamis (23/6/2022)
Yuni mengaku, pengeluarannya untuk membeli cabai saat ini tiga hingga empat kali lipat. Biasanya dengan uang Rp200.000, Yuni bisa mendapatkan 7 kilogram cabai dengan harga kisaran Rp 30.000 perkilogram.
Bahkan dia pernah membeli cabai harga terendah di kisaran 15.000 perkilogram.
Sejak beberapa pekan ini, uang senilai Rp 200.000 hanya mampu membeli dua kilogram cabai rawit merah dengan harga sekitar Rp 95.000-100.000 perkilogram.
Kondisi ini membuat omzetnya menurun. Seluruh keuntungan dan modal dibelanjakan untuk cabai rawit merah.
Aulia, salah satu pelanggan setia ayam geprek Yuni mengaku sedikit kecewa lantaran takaran sambalnya dikurangi.
Bagi dirinya yang terbiasa makan pedas, takaran sambal yang kurang membuat masakan tidak sedap seperti biasanya.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Campuran di Dompu NTB Tembus Rp 100.000 Per Kg
Namun, Aulia berusaha memahami. Pasalnya tidak hanya Yuni, sejumlah warung makan lainnya pun melakukan hal sama. Bahkan ada warung yang mewajibkan bayar sambal dari yang sebelumnya gratis.
“Kecewa sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Ini masih dikasih. Ada warung yang harus bayar kalau mau sambal. Saya sebagai konsumen sambal, berharap harga cabai kembali stabil agar bisa seperti sebelumnya,” kata Aulia di lokasi yang sama.
Stok Cabai Berkurang
Tingginya harga cabai rawit merah juga terjadi di Pasar Induk Jagasatru Kota Cirebon.