KOMPAS.com - Jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H, umat muslim akan melaksanakan beberapa ibadah sunnah yang salah satunya adalah puasa Tarwiyah.
Dilansir dari laman NU Online, puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Tarwiyah.
Baca juga: Idul Adha 2022 Jatuh pada Tanggal Berapa? Cek Jadwal Sidang Isbat Kemenag
Hari Tarwiyah ini setiap tahun jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah pada kalender hijriyah, atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Syarat Hewan Kurban Saat Kondisi Wabah PMK Sesuai Fatwa MUI untuk Perayaan Idul Adha 2022
Adapun pelaksanaan puasa Tarwiyah sejalan dengan anjuran untuk memperbanyak amalan pada 10 hari pertama Dzulhijjah.
Baca juga: Cara Mudah Pilih Ternak Layak untuk Kurban Idul Adha
Tahun ini puasa Tarwiyah dapat dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah atau 2 hari sebelum Hari Raya Idul Adha 1443 H.
Untuk jadwal tepatnya, umat muslim dapat merujuk kepada tanggal jatuhnya Idul Adha 2022 yang ditetapkan pemerintah melalui Kemenag maupun ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Apabila merujuk pada maklumat PP Muhammadiyah yang menentukan jatuhnya 10 Dzulhijjah yaitu pada 9 Juli 2022, maka puasa Tarwiyah akan ditunaikan pada 7 Juli 2022.
Sementara apabila merujuk pada keputusan Kemenag dan Nahdlatul Ulama (NU), maka umat muslim bisa menunggu keputusan sidang isbat.
Tata cara pelaksanaan ibadah puasa Tarwiyah sama dengan puasa sunnah lainnya, yang berbeda adalah niatnya.
Bacaan niat puasa Tarwiyah yang harus dibaca pada malam hari atau sebelum Subuh adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.
Sementara keutamaan puasa sunah Tarwiyah disebut dalam sebuah hadits berikut:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya: Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun. (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
Walau begitu, sebagian ahli hadits mempermasalahkan riwayat hadits ini karena memuat seorang perawi yang bermasalah, sehingga beberapa menyimpulkan bahwa hadits ini tidak dapat dijadikan sandaran atau hujjah syariyah.
Jika begitu maka dasar untuk mengamalkan puasa sunah Tarwiyah bisa merujuk pada anjuran untuk beramal shalih terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Hal itu tercantum pada hadits riwayat Ibnu ‘Abbas RA dalam Sunan At-Tirmidzi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini. (HR At-Tirmidzi).
Sumber: islam.nu.or.id, jatim.nu.or.id, dan pontianak.tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.