LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Sebuah gubuk berukuran 3x3 meter berlantai tanah, berdiri di Desa Paka, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Gubuk tersebut dihuni oleh seorang nenek renta bernama Regina Anut (60).
Baca juga: Cerita Atin, 3 Sapinya Mati Diduga karena PMK, Rugi Puluhan Juta Rupiah dan Berharap Ada Vaksin
Regina hidup sebatang kara di usia senjanya di tempat berdinding bambu dan beratap seng tersebut.
Beberapa bagian dinding gubuk tersebut telah berlubang.
Baca juga: Gempa M 4,4 Guncang Malaka NTT, Warga Rasakan Getaran 2 Kali
Ketika hujan turun, Regina kedinginan dan tak bisa beristirahat dengan nyaman.
Apalagi, setiap malam, dia hanya tidur di kasur usang beralaskan tikar.
Rumah Regina tak teraliri listrik. Pada malam hari, ia menghidupkan pelita untuk menerangi gubuknya.
Itu pun tidak setiap malam. Saat minyak tanah habis, ia terpaksa tidur dalam tengah gelap gulita.
Meski tinggal seorang diri, nenek Regina tetap tegar menjalani hidupnya.
Di usianya yang tak muda lagi, ia terpaksa tetap banting tulang demi sesuap nasi. Namun tak jarang Regina harus menahan lapar.
"Saya kerja serabutan untuk bisa beli beras. Kalau tidak kerja, saya tidak makan," tutur nenek Regina di kediamannya, Jumat (10/6/2020).
Baca juga: Polisi Dalami Penyebab Kematian Napi di Rutan Maumere
Tak jarang, Regina tak memiliki beras untuk dimasak. Biasanya tetangganya akan memberinya makanan jika nenek itu mengalami hal tersebut.
"Tetangga saya selalu baik. Mereka selalu membantu saya saat lagi benar-benar tak ada apa-apa," katanya.
Nenek Regina juga mengaku susah mendapatkan air minum bersih.
Untuk kebutuhan sehari-hari, ia mengambil air dari saluran irigasi yang tak jauh dari gubuknya.
Baca juga: Marriott International Bangun Resor Premium di Labuan Bajo, Ini Fasilitasnya
Meski kondisinya memprihatinkan, nenek Regina luput dari perhatian pemerintah setempat.
"Dari dulu sampai sekarang, saya tak pernah mendapat bantuan sosial dari pemerintah," katanya.
Ia menambahkan, saat sakit, dirinya tak bisa ke fasilitas kesehatan karena tak memiliki BPJS Kesehatan.
"Harapannya, ada orang baik ataupun pemerintahan bisa peduli dengan keadaan saya ini," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.