MAUMERE, KOMPAS.com - Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo mengaku mendapat laporan dari sejumlah pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang kesulitan memasarkan produk di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
"Kemarin ada beberapa pengakuan dari beberapa pelaku UMKM bahwa produk mereka tidak boleh masuk Labuan Bajo. Semua mereka lapor saya," ujar Robertus saat ditemui di kantornya, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Dihapus pada 2023, Ribuan Honorer di Sikka NTT Disarankan Ikut Tes PPPK
Bupati yang akrab disapa Robi itu sangat menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, sebagai salah satu daerah pariwisata super premium, Labuan Bajo seharusnya lebih terbuka.
Ia berjanji berkoordinasi dengan Pemkab Manggarai Barat untuk membahas hal tersebut dalam waktu dekat.
Robi menegaskan, Labuan Bajo tak boleh berdiri sendiri, tetapi harus bersinergi dengan daerah lain, khususnya di Pulau Flores.
Ia menambahkan, Labuan Bajo akan lebih kuat sebagai destinasi wisata jika memiliki banyak variasi produk lokal yang ditawarkan.
"Tidak bisa monopoli. Misalnya kopi. Mau kopi dari mana pun ada di Labuan Bajo, bukan saja Manggarai barat. Jangan proteksi diri," katanya.
Sebagai pintu masuk Flores, kata Robi, semua produk UMKM masyarakat harus dipasarkan di Labuan Bajo.
Baca juga: Pria yang Lecehkan Siswi SMA di Sikka Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara
Sehingga, ketika banyak yang berkunjung ke Labuan Bajo, mereka juga akan mengenal Flores.
"Kalau mau tahu tentang Flores datanglah ke Labuan Bajo. Jadi bukan sekedar mau lihat Komodo. Jangan sampai orang tidak tahu kalau Labuan Bajo itu ada di Flores," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.