MANOKWARI, KOMPAS.com- Pesta pernikahan yang digelar di Jalur 9 Kampung Aimasi, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat berujung insiden penembakan, Sabtu (4/6/2022) malam sekitar pukul 23.45 WIT.
Peristiwa penembakan tersebut terjadi dalam acara pesta di kediaman seorang anggota polisi yang menikahkan sang anak dengan seorang anggota TNI berinsial Sertu AFT.
Sertu AFT yang merupakan pengantin pria yang diduga melakukan penembakan hingga menewaskan sang adik ipar.
Baca juga: Operator Forklift di Manokwari Jadi Tersangka, Tak Sengaja Melindas Rekan Kerja hingga Tewas
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Prafi, Iptu Irenius Hutauruk membenarkan adanya kejadian tersebut.
Dia mengatakan, masalah itu kini sedang ditangani Polisi Militer (POM) Kodam XVIII
"Sudah ditangani Pom Kodam," kata Kapolsek, Minggu (5/6/2022).
Baca juga: Kondisi Bangunan dan Akses ke SMP Negeri 10 Manokwari Memprihatinkan, Para Guru Patungan
Peristiwa penembakan tersebut diduga dilakukan oleh Sertu AFT yang juga merupakan mempelai lelaki.
Sertu AFT juga disebut-sebut sebagai Walpri Pangdam XVIII Kasuari.
Mulanya, dalam pesta pernikahan tersebut, ada hiburan berupa musik dangdut. Namun saat acara berlangsung, terjadi keributan.
AFT lalu mengeluarkan tembakan peringatan dari senpi laras pendek jenis G2 Combat kaliber 9x19 mm dengan nomor senjata BG.
Baca juga: Botol Minuman Keras Ditemukan di Mobil Hilux yang Tabrak 2 Motor di Manokwari, 3 Korban Kritis
Sesaat kemudian, terdengar suara letusan.
Tampak Sertu B tiba-tiba tergeletak di depan panggung dan mengalami luka tembak pada bagian perut sebelah kiri.
Kemudian, korban lainnya RIB (16) yang merupakan adik ipar Sertu AFT, tergeletak di teras rumah orangtua korban. Dia mengalami luka tembak di bagian dada sebelah kiri.
Keduanya dilarikan ke rumah sakit. Namun korban RIB meninggal dunia.
Baca juga: Hilux Tabrak 2 Motor di Manokwari, Warga Sempat Akan Bakar Mobil Penabrak
Kepala Desa Aimasi, Jimmy Otsinar saat dihubungi mengaku, saat peristiwa penembakan terjadi dirinya tidak berada di lokasi.
"Saya tidak ada di TKP, saya pulang ke rumah sekitar pukul 22.00 WIT," kata Jimmy.
Jimmy mengaku, selaku kepala desa, dirinya tidak mendapat pemberitahuan.
"Tidak ada pemberitahuan terkait acara pesta itu kepada kami, kalau pun ada kami tidak akan mengizinkan sebab banyak masalah yang timbul akibat dari miras, sebab anak-anak muda ini kalau miras baru berani," katanya
Baca juga: Hilux Tabrak 2 Motor di Manokwari, Warga Sempat Akan Bakar Mobil Penabrak
Jimmy mengungkapkan, berdasarkan informasi yang didapatnya, pelaku yang juga sebagai mempelai pria mencoba mengeluarkan tembakan karena terjadi kekacauan saat acara pesta tersebut.
"Saya mendapat informasi bahwa pengantin pria ini punya maksud baik, mencoba menenangkan masalah dengan mengeluarkan tembakan, namun karena ada yang menghalangi sehingga tembakan tersebut mengarah ke korban," paparnya.
Dia juga menyayangkan adanya acara musik dangdut dalam pesta itu.
"Karena di Prafi ini kalau ada acara hiburan band atau orkes itu pasti rusuh, artinya anak-anak muda berkelahi iya biasa, pasti mabuk-mabuk," ujarnya.
Korban yang meninggal dalam peristiwa tersebut telah dimakamkan pada Sabtu pagi, sementara korban yang mengalami luka kini masih dirawat di rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.