BIMA, KOMPAS.com- Seorang ayah tiga anak bernama Abdul Haris (50), warga Desa Teke, Kecamatan Palibelo, Kabup aten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan tewas gantung diri di sebuah pohon di kebun warga, Kamis (2/6/2022) sekitar pukul 20.00 Wita.
Mengetahui hal tersebut, istri dan tiga anak korban menangis histeris di lokasi kejadian.
Baca juga: Tali Troli Pengangkut Jagung yang Ditumpangi Putus, Petani di Bima Tewas Terjatuh
Abdul mulanya dilaporkan hilang sejak pagi hari sekitar pukul 07.00 Wita.
Pihak keluarga yang khawatir sempat mencari korban hingga mengumumkan informasi tersebut.
Foto dan data diri korban juga disebar ke media sosial.
"Setelah salat Isya pihak keluarga mengumumkan di masjid-masjid, siapa pun yang menemukan korban agar memberitahu pihak keluarga. Begitu juga di media sosial, foto dan data diri korban disebar," kata Darwis, Camat Palibelo, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Seorang Remaja di Bima Dipanah Orang Tak Dikenal, Pelaku Kabur Pakai Motor
Darwis mengatakan, tidak lama kemudian, seorang warga menemukan korban dalam keadaan tergantung pada sebuah pohon, tepatnya di kebun belakang SMPN 1 Palibelo.
"Istri korban sangat histeris melihat suaminya yang tewas tergantung. Korban sudah dievakuasi oleh warga ke rumahnya," jelas Darwis.
Baca juga: Lepas Kendali, Mobil Boks Terjun ke Laut Teluk Bima
Terpisah Kepala Desa Teke, Hidayat mengaku, belum mengetahui pasti apa motif pria tersebut nekat mengahiri hidupnya. Korban dikenal sangat ramah oleh warga di kampungnya.
Menurut dia, pihak keluarga menolak melakukan otopsi terhadap mayat korban. Mereka sudah menerima kejadian itu sebagai musibah.
"Keluarga sudah ikhlas jadi tidak dilakukan otopsi. Tubuh korban juga tidak ada luka, menurut keluarga dari sana itu bunuh diri murni," ungkap Hidayat.
Baca juga: Lepas Kendali, Mobil Boks Terjun ke Laut Teluk Bima
Sementara itu, Kepala Seksi Humas Kepolisian Resor (Polres) Polres Bima, Iptu Adib Widayaka membenarkan adanya korban bunuh diri tersebut.
Namun, dia belum mengetahui pasti apa motif korban mengakhiri hidupnya.
"Iya ada, kita belum tahu motifnya," ujar Adib.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.