Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brimob Tembak Warga di Kebun Sawit, Kompolnas: Kami Berharap Atasan Melakukan Evaluasi

Kompas.com - 30/05/2022, 17:32 WIB
Candra Setia Budi

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah personel Brigade Mobile (Brimob) diduga menembak warga di perkebunan kelapa sawit PT Arrtu Estate Kemuning, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Dalam peristiwa itu, ada tiga warga yang mengalami luka dan harus dirawat di rumah sakit, satu di antaranya terkena tembakan peluru hampa.

Polisi menyebut, kondisi ketiga warga tersebut sudah dalam kondisi stabil.

Baca juga: Kronologi Anggota Brimob Diduga Tembak Warga di Kebun Sawit, 2 Orang Terkena Peluru Hampa

Terkait dengan kejadian itu, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan, meminta atasannya untuk melakukan evaluasi.

"Kami berharap atasan langsung segera melakukan evaluasi proses, dan Propam sebagai pengawas internal segera melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang ditugaskan ke lokasi perkebunan, terutama terkait penggunaan senjata api. Meskipun menggunakan peluru hampa, tetapi tetap saja melukai masyarakat sipil," katanya saat kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin (30/5/2022).

Selain itu, kata Poengky, pihaknya juga akan melakukan klarifikasi kepada Kapolda Kalimantan Barat terkait kasus ini.

"Kami ingin mengetahui apakah benar ada sengketa kepemilikan tanah dalam kasus ini?, ataukah tidak ada konflik lahan, melainkan pencurian buah sawit?," ujarnya. 

Bukan itu saja, Poengky juga menyebut pihaknya ingin mengetahui apakah eskalasi konfliknya tinggi sehingga perlu mengerahkan Brimob.

Baca juga: Keberadaan Brimob Terkait Ricuh Berujung Tembak di Kebun Sawit Ketapang, Ini Penjelasan Polda Kalbar

Kemudian, pihakya juga ingin mengetahui mengapa sampai ada jatuh korban luka dari masyarakat.

"Apakah penggunaan kekuatan, terutama penggunaan senjata api sesuai prosedur atau tidak?," ungkapnya.

Baca juga: Walhi Soroti Keberadaan Brimob Terkait Kericuhan Berujung Tembak di Kebun Sawit

Saat ditanya sudah tepatkah keberadaan Brimob terkait kejadian itu, Poengky mengatakan, pihaknya masih akan melakukan klarifikasi.

"Kami masih akan klarifikasi apakah konflik di lokasi tersebut masuk kategori eskalasi tinggi atau tidak. Jika sudah ada jawaban, barulah kita tahu kehadiran Brimob tepat atau tidak," jelasnya.

Baca juga: Anggota Brimob Tembak Warga di Kebun Kelapa Sawit Kalbar, Polda Sebut Tangkap DPO yang Hendak Rebut Senjata

Ketika disinggung penembakan yang dilakukan oknum Brimob itu hendak menangkap daftar pencarian orang (DPO) yang merebut senjata, Poengky mengatakan, penangkapan itu harus ada surat perintahnya.

"Penangkapan DPO harus ada surat perintah. Selain itu perlu diperiksa apakah benar ada perlawanan?. Dengan apa perlawanannya?, misalnya melawan dengan membawa pisau atau sabit dan diayunkan ke polisi, itu bisa dianggap perlawanan. Mencoba merebut senjata polisi, itu juga merupakan bentuk perlawanan," jelasnya

Ia pun meminta oknum yang melakukan penembakan itu untuk diperiksa.

"Harus diperiksa Propam dulu untuk menentukan apakah langkah petugas dalam melepaskan tembakan sudah sesuai prosedur atau malah melanggar prosedur," ujarnya.

Baca juga: Anggota Brimob Tembak Warga di Kebun Kelapa Sawit Kalbar, Polda Sebut Tangkap DPO yang Hendak Rebut Senjata

Penjelasan Polda keberadaan Brimob di perkebunan sawit

Keberadaan personel Brimob dalam sengketa lahan perkebunan kelapa sawit antara masyarakat dengan PT Arrtu Estate Kemuning, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, menjadi sorotan.

Terkait dengan itu, Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan pun angkat bicara.

Kata Jansen, keberadaan anggota kepolisian untuk menjamin terselenggaranya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif.

"Pastinya keberadaannya di sana sudah dilengkapi dengan surat perintah," kata Jansen, saat dihubungi, pada Senin.

Baca juga: Penembakan Warga di Kebun Sawit Ketapang Kalbar, Ternyata Berawal Saling Klaim Lahan

Jansen mengatakan, salah satu tujuan anggota kepolisian dari Brimob yakni untuk mencegah peristiwa pidana terjadi atau terulang kembali.

Selain itu, dalam peristiwa kemarin, bertujuan mengamankan seorang DPO Polres Ketapang.

"Seperti yang dilaporkan perusahaan, kerap terjadinya dugaan pencurian dan perusakan di lokasi lahan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Segar Wangi, Kecamatan Tumbang Titi, M Thamrin mengatakan, konflik ini berawal dari saling klaim lahan seluas 12 hektar antara warga dengan perusahaan.

Menurut Thamrin, konflik tersebut sudah lama terjadi dan belum selesai hingga sekarang.

"Sudah sering dilakukan mediasi, dari pihak desa sampai kecamatan tapi tidak ada kesepakatan," kata Thamrin dalam keterangan suara yang diterima Kompas.com, Minggu (29/5/2022).

Baca juga: Ricuh Berujung Penembakan di Kebun Sawit Ketapang Kalbar, 3 Warga Masuk Rumah Sakit

 

(Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta  Editor : Robertus Belarminus, Pythag Kurniati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com