Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pembunuhan Anggota TNI dan Istrinya di Yalimo, Pengamat: Ini Kejahatan Luar Biasa

Kompas.com - 03/04/2022, 17:37 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Sertu Eka Andrianto Hasugian (28) dan istrinya, Sri Lestari Indah Putri (33), ditemukan meninggal dunia di kediamannya di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua, Kamis (31/3/2022).

Terdapat luka tembak di tubuh Sertu Eka. Sedangkan istrinya meninggal dunia akibat serangan benda tajam.

Sebagai informasi, Sertu Eka merupakan seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 1702-07/Kurulu. Adapun Sri berprofesi sebagai bidan.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan, korban dibunuh oleh orang tak dikenal (OTK).

Baca juga: Seorang Babinsa dan Istrinya Tewas Dibunuh di Yalimo, Anaknya Dilukai

Serangan OTK tersebut tak hanya menyasar Sertu Eka dan istrinya. Putra mereka yang berusia balita turut menjadi korban. Pelaku mencederai jari bocah tersebut.

Terkait insiden ini, pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta, menyampaikan pandangannya.

Dia menuturkan, kejadian di Yalimo tersebut merupakan aksi teror. Hal tersebut diindikasikan dari kondisi korban.

Yang semakin meyakinkan Stanislaus bahwa pembunuhan di Yalimo tersebut adalah aksi teror adalah pelaku melukai jari anak Sertu Eka dan Sri.

“Ini bukan kriminal biasa, ini kejahatan luar biasa,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Anggota TNI dan Istrinya yang Berprofesi Bidan Dibunuh OTK di Yalimo Papua, Korban Dikenal Sering Bantu Warga

 

Tenaga kesehatan profesi yang dihormati di Papua

Menurut Stanislaus, masyarakat Papua sangat menghargai profesi tenaga kesehatan, pengajar pendidikan, dan pemuka agama.

Ketika ada serangan terhadap Sri yang merupakan seorang bidan, hal ini menimbulkan pertanyaan, benarkah ini aksi kriminal murni.

“Teror ini adalah cara mereka untuk mencapai tujuan,” ucapnya.

Stanislaus memandang, setidaknya ada dua hal yang mendasari pelaku melakukan serangan, yakni tujuan politik dan keinginan berkuasa di Papua.

“Lewat aksi brutalnya, mereka ingin menunjukkan keberadaannya secara instan agar bisa dilihat dunia,” ungkapnya.

Baca juga: Sosok Sri, “Pahlawan Kemanusiaan” yang Dibunuh OTK di Yalimo Papua, Kerap Bantu Persalinan hingga Tolong Pengungsi

Dalam beberapa kasus belakangan, profesi-profesi yang dihormati tersebut mendapat intimidasi, bahkan hingga menjadi korban.

“Tujuan mereka untuk menciptakan keonaran supaya mereka lebih bisa berkuasa,” tutur Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia ini.

Atas peristiwa ini, Stanislaus sepakat agar aparat keamanan mengejar dan menangkap pelaku untuk mempertanggungjawabkan aksinya.

“(Pelaku) memang harus dikejar. TNI Polri harus bisa memastikan keselamatan dan ketenangan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Jadi Yatim Piatu Usai Orangtuanya Meninggal Diserang OTK, 2 Putra Sertu Eka Mendapat Perhatian Panglima TNI

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com