Sedangkan, dinding lainnya masih terbuat dari kayu yang setiap sudutnya berhiaskan sulur-suluran.
Pintu masjid berdaun ganda dengan hiasan ukiran bermotif geometris dan tempelan tegel keramik.
Pada bagian dalam, masjid ditopang dengan 25 buah tiang kayu yang berbentuk segi delapan dan berhias motif tumpal.
Baca juga: Sejarah Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin: Pendiri, Keunikan, dan Pola Ruang
Satu tiang saka guru dikelilingi dua kelompok tiang yang masing-masing berjumlah empat dan 20 buah tiang.
Pada tahun 1927-1928, tiang saka guru mulai mengalami perubahan, yaitu diberi lapisan semen setinggi 4,5 meter dan dihiasi dengan keramik bermotif flora dan geometris.
Namun tidak semua bagian mengalami perubahan. Tempat adzan yang berada di atas tiang utama tetap dipertahankan.
Tempat muadzin ini berbentuk mirip panggung kecil yang pada bagian tepi terdapat pagar keliling dengan hiasan motif sulur-sulur.
Mimbar masjid berukuran 2,24 x 1,48 meter yang dihiasi juga dengan sulur-suluran. Mimbar memiliki empat buah tiang berbentuk segi delapan yang semakin ke atas semakin kecil dengan hiasan sulur-sulur.
Sedangkan, mihrab berbentuk segi lima dengan hiasan motif sulur-suluran, tempelan tegel keramik, dan pada sisi luar atapnya berbentuk kubah dengan puncak mustaka.
Baca juga: 10 Masjid Unik di Jakarta, Ada yang Mirip Taj Mahal dan Kelenteng
Dengan ragam hiasa yang melekat, masjid tampak megah, sayangnya kemegahan masjid tenggelam dengan pemukiman penduduk yang terdapat disekitarnya.
Sumber:
jambi.kemenag.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.