Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Keramat Koto Tuo, Masjid Tertua di Kerinci, Jambi

Kompas.com - 02/04/2022, 21:29 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Masjid Keramat Koto Tuo terletak di Desa Koto Tuo, Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Masjid yang dibangun pada abad ke 18 ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Kerinci, Jambi.

Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Masjid Keramat.

Sejarah Masjid Keramat

Masjid Koto Tuo dikenal sebagai masjid Keramat karena masjid selalu dapat terhindar dari bencana.

Beberapa kali, bencana terjadi di sekitar masjid, namun masjid masih berdiri kokoh.

Sebut saja, kebakaran pertama terjadi pada 1903, akibat makar sedadu kompeni.

Pihak Kompeni membakar desa. Banyak rumah-rumah disekitar masjid yang hancur akibat amukan si jago merah. Namun, Masjid Koto Tuo dapat luput dari lalapan api.

Peristiwa serupa terjadi pada 1939, masjid kembalil dapat terhindar dari peristiwa kebakaran.

Begitupula ketika tahun 1942, terjadi gempa bumi dasyat yang menghancurkan bangunan di sekitar masjid. Masjid Koto Tuo dapat selamat dari bencana tersebut.

Arsitektur Masjid Keramat

Berdasarkan sumber dari orang Belanda (1895) disebutkan bahwa masjid merupakan salah satu masjid tertua dengan asitektur termegah dan terunik di Kerinci.

Baca juga: Masjid Raya Sumatera Barat Menang Penghargaan Internasional

Masjid beratap tumpang dengan interior di dominasi kayu dengan hiasan berupa ukiran sulur-suluran dan geometris.

Pada tahun 1926, lantai masjid diganti dengan semen dan atap diganting dengan seng.

Atap dengan bentuk tumpang tiga dengan puncak berupa mustaka masih bertahan hingga saat ini.

Di sisi lain, masjid berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 27 x 27 dengan dinding kayu maupun tembok.

Dinding yang terbuat dari tempok terdapat di bagian timur dengan hiasan tempelan dari ubin keramik dan baluster kayu sebagai ventilasi.

Sedangkan, dinding lainnya masih terbuat dari kayu yang setiap sudutnya berhiaskan sulur-suluran.

Pintu masjid berdaun ganda dengan hiasan ukiran bermotif geometris dan tempelan tegel keramik.

Bagian Dalam Masjid Keramat  

Pada bagian dalam, masjid ditopang dengan 25 buah tiang kayu yang berbentuk segi delapan dan berhias motif tumpal.

Baca juga: Sejarah Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin: Pendiri, Keunikan, dan Pola Ruang

Satu tiang saka guru dikelilingi dua kelompok tiang yang masing-masing berjumlah empat dan 20 buah tiang.

Pada tahun 1927-1928, tiang saka guru mulai mengalami perubahan, yaitu diberi lapisan semen setinggi 4,5 meter dan dihiasi dengan keramik bermotif flora dan geometris.

Namun tidak semua bagian mengalami perubahan. Tempat adzan yang berada di atas tiang utama tetap dipertahankan.

Tempat muadzin ini berbentuk mirip panggung kecil yang pada bagian tepi terdapat pagar keliling dengan hiasan motif sulur-sulur.

Mimbar masjid berukuran 2,24 x 1,48 meter yang dihiasi juga dengan sulur-suluran. Mimbar memiliki empat buah tiang berbentuk segi delapan yang semakin ke atas semakin kecil dengan hiasan sulur-sulur.

Sedangkan, mihrab berbentuk segi lima dengan hiasan motif sulur-suluran, tempelan tegel keramik, dan pada sisi luar atapnya berbentuk kubah dengan puncak mustaka.

Baca juga: 10 Masjid Unik di Jakarta, Ada yang Mirip Taj Mahal dan Kelenteng

Dengan ragam hiasa yang melekat, masjid tampak megah, sayangnya kemegahan masjid tenggelam dengan pemukiman penduduk yang terdapat disekitarnya.

Sumber:
jambi.kemenag.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com