Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Ternyata Tidak Sekadar Menurunkan Hujan Buatan

Kompas.com - 22/03/2022, 16:00 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) disebut sebagai lembaga yang memiliki fungsi dalam melakukan modifikasi cuaca di Indonesia.

Seperti diketahui, BPPT adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian di bawah koordinasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang membawahi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC).

Baca juga: Spesifikasi Pesawat NC212i Buatan PT DI, Bisa Modifikasi Cuaca Kendalikan Hujan

Salah satu tugas Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) adalah menyusun program modifikasi cuaca untuk penambahan curah hujan, pengurangan curah hujan dan kegunaan lainnya.

Lalu apa sebenarnya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Indonesia?

Baca juga: BRIN Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca Selama MotoGP Digelar di Mandalika, Apa Itu?

Pengertian Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)

Dilansir dari laman BPPPT, Teknologi Modifikasi Cuaca adalah usaha manusia untuk memodifikasi cuaca menggunakan aplikasi dengan sentuhan teknologi dengan tujuan tertentu agar mendapatkan kondisi cuaca seperti yang diinginkan.

Dengan sentuhan teknologi yang kerap disebut TMC tersebut, manusia bisa mereduksi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh gangguan atau bencana yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.

Baca juga: BPPT: Tak Ada Penumpukan Awan di Jabodetabek Setelah Modifikasi Cuaca, Curah Hujan Menurun

Bentuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)

Bentuk modifikasi cuaca yang dilakukan antara lain meningkatkan intensitas curah hujan di suatu tempat (rain enhancement) atau menurunkan intensitas curah hujan di suatu lokasi tertentu (rain reduction).

Selain itu, teknologi TMC digunakan untuk berbagai hal seperti mengisi waduk, membasahi lahan gambut, memadamkan karhutla, atau mengurangi curah hujan penyebab banjir.
TMC untuk menurunkan hujan buatan.

Awal mula teknologi TMC dikembangkan dan digunakan dengan tujuan untuk menyemai awan hujan dan membuat hujan buatan.

Cara yang sering digunakan TMC adalah dengan menggunakan pesawat yang menghantarkan bahan semai berupa NaCl ke dalam awan melalui udara.

Persiapan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Selatan dan Jambi yang didukung TNI AU Skadron 4 Malang dengan mengerahkan armada pesawat Casa 212 A-2105.DOK. Humas APP Sinar Mas Persiapan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Sumatera Selatan dan Jambi yang didukung TNI AU Skadron 4 Malang dengan mengerahkan armada pesawat Casa 212 A-2105.

Namun pada beberapa tahun terakhir telah dikembangkan metode penyampaian bahan semai ke dalam awan dari darat, menggunakan wahana Ground Based Generator (GBG) dan wahana Pohon Flare.

Adapun contoh bahan semai higroskopis yang sering digunakan pada rekayasa cuaca dengan jenis TMC GBG dan wahana Pohon Flare ini berupa larutan yang terbuat dari garam NaCl dan CaCl2.

Prinsip kerja TMC adalah dengan memanfaatkan keberadaan awan - awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya, sehingga metode GBG dan Pohon Flare idealnya digunakan untuk wilayah - wilayah yang mempunyai topografi pegunungan.

TMC untuk Mengurangi Curah Hujan

Sebelum diterapkan di event MotoGP di Mandalika, teknologi untuk mengurangi curah hujan sudah dilakukan BPPT untuk mengatasi banjir di Jabodetabek.

Pada tahun 2020, TMC digunakan untuk mengurangi intensitas hujan terutama di daerah yang padat penduduk di Jabodetabek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com