Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoni Berkepala Kura-kura di Jalan Tol Yogyakarta-Solo Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Abad 8-9

Kompas.com - 05/03/2022, 20:14 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Batu yoni di lokasi pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 8-9.

"Itu (yoni) peninggalan abad 8-9 masa klasik zaman Hindu-Budha Kerajaan Mataram Kuno," kata Penanggung Jawab Substansi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Deny Wahju Hidayat, saat dihubungi, pada Sabtu (5/3/2022).

Dia mengatakan, yoni di lokasi pembangunan jalan bebas hambatan itu merupakan lambang alat kelamin perempuan. Obyek ini merupakan lambang kesuburan.

Menurut dia, tidak sedikit obyek diduga cagar budaya tersebut ditemukan di area persawahan atau kebun di Klaten.

Baca juga: Jalan Tol Yogya-Solo di Klaten Dibangun di Atas Yoni Kepala Kura-kura

"Yoni ini lambang untuk kesuburan. Jadi, banyak ditemukan (yoni) di kebun, sawah. Di Klaten banyak sekali," ungkap dia.

Karena yoni tersebut tidak bisa digeser atau dipindahkan, akhirnya pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta dibuat melayang.

Hal tersebut seperti yang terjadi di situs Wonoboyo. Pembangunan jalan tol dibuat melayang karena melewati kawasan situs tersebut.

"Yoni itu tidak bisa diambil jadi dibuat rekayasa jalan tol. Di situs Wonoboyo juga gitu. Jadi, dikangkangi (melayang) atau dibelokkan. Karena kalau situs tidak boleh dipindah-pindah," terang Deny.

Kades Keprabon, Haryanto Wahyu Janasto mengatakan, tidak mengetahui mengenai asal-usul yoni yang berada di tengah area persawahan itu.

 

Berdasarkan cerita orangtua, kata Wahyu, benda diduga cagar budaya itu sudah ada sejak lama.

Yoni berkepala kura-kura itu memiliki panjang dan lebar masing-masing sekitar 79 sentimeter. Diperkirakan usia yoni lebih dari 1.000 tahun.

"Dari dulu bilangnya sesepuh sudah ada," kata Wahyu.

Sekilas salah satu ornamen benda diduga cagar budaya itu mirip dengan kepala anjing. Sehingga warga sekitar menyebutnya sebagai Candi Asu.

Baca juga: Temuan Yoni Kepala Kura-kura di Jalan Tol Yogya-Solo, Kades Keprabon: Yoni Dipertahankan, Nanti Dibuatkan Lorong

"Warga sini menganggap kepalanya seperti anjing, makanya dinamakan Candi Asu," kata dia.

Pembangunan jalan Tol Solo-Yogyakarta sudah berjalan. Benda diduga cagar budaya itu masih tetap dibiarkan di lokasi dan tidak dipindah.

Sementara, di sekitar yoni diberikan pagar dengan menggunakan tali rafia.

"Kemarin kan kena proyek tol tidak bisa digeser lagi. Yoni-nya tetep dipertahankan. Nanti dibuatkan lorong sehingga yoni berada di bawah jalan tol," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com