TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Kerja keras tak mengkhianati hasil. Ungkapan ini yang pantas disematkan kepada Dimas Dinanda.
Remaja yang akrab dipanggil Dimas ini adalah seorang remaja asal Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kini, Dimas dipanggil oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk bermain di Tim Nasional (Timnas) U-16.
Siswa kelas X SMA Negeri 4 Tanjungpinang itu menjadi satu-satunya pemain asal Kepri yang lolos seleksi untuk memperkuat lini belakang squad Garuda Muda.
Pada Rabu (2/3/2022), Dimas akan terbang ke Jakarta dan memulai karirnya.
Meski demikian, perjuangan Dimas tidak mudah.
Dimas bukanlah jebolan sekolah sepak bola elit yang bisa dengan mudah dilirik pencari bakat.
Remaja kelahiran Tanjungpinang, 6 April 2006 ini berasal dari keluarga sangat terbatas secara ekonomi.
Baca juga: Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah Piala AFF U-16 dan Piala AFF U-19
Bahkan, masa kecil Dimas bisa dibilang tidak seberuntung teman-temannya yang lain.
Sejak kecil, dia diasuh oleh kakek dan neneknya.
Saat masih TK, Dimas sudah menjadi anak yatim.
Kemudian saat kelas 5 SD, Ibundanya tutup usia.
Selanjutnya, pada 2016, Kakeknya juga meninggal dunia.
Pada 2019, Dimas hidup sebatang kara setelah Nenek yang telah membesarkannya juga tutup usia.
Namun, hidup dalam kondisi serba kekurangan tidak menyurutkan semangat Dimas.
Untuk mengikuti pertandingan sepak bola pertamanya, Dimas harus meminjam sepatu bola kepada kakak sepupunya.
"Dimas tak pernah beli sepatu sendiri. Waktu pertama tanding itu kelas 5 SD pinjam sepatu sepupu. Kaki dimas 39, size sepatunya 42. Tapi ya mau bagaimana lagi, tetap Dimas pakai. Kalau tidak, ya tidak ada sepatu," ujar Dimas yang diwawancarai Kompas.com di Kota Tanjungpinang, Selasa (1/3/2022).