Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Banda Aceh, Kota Berumur 817 Tahun yang Pernah Gemilang pada Masa Kesultanan Aceh Darussalam

Kompas.com - 04/02/2022, 00:00 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Banda Aceh merupakan ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Provinsi NAD merupakan provinsi paling utara di pulau Sumatera.

Banda Aceh memiliki luas 61, 36 km2. Kota Banda Aceh berbatasan dengan sejumlah wilayah, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan Aceh Besar.

Kota Banda Aceh dibangun oleh Sultan Johan Syah pada Jumat, tanggal 1 Ramadhan 601 H (22 April 1205 M). Saat ini, Kota Banda Aceh berusia 817 tahun.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Banda Aceh pada 2020 sebanyak 252.899 jiwa.

Baca juga: Banda Aceh Alami Hari Tanpa Bayangan Siang Ini, Ini Dampaknya

Sejarah Banda Aceh

Sebagai ibu kota Kesultanan Aceh Darussalam, Banda Aceh berdiri pada abad ke-14.

Kesultanan Aceh Darussalam dibangun atas puing-puing kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada sebelumnya, seperti kerajaan Indra Purba, Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura.

Dari batu nisan Sultan Firman Syah, salah seorang sultan yang pernah memerintah Kesultanan Aceh bahwa Kesultanan Aceh beribu kota di Kutaraja atau Banda Aceh sekarang.

Kemunculan Kesultanan Aceh tersebut tidak terlepas dari keberadaan Kerajaan Islam Lamuri.

Pada abad ke-15, singgasana Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Meukuta Alam. Lokasi Meukuta Alam berada di wilayah Banda Aceh.

Sultan Ali Mughayat Syah memerintah Kesultanan Aceh Darussalam hanya selama 10 tahun. Menurut prasasti batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, ia meninggal pada 12 Dzulhijjah 936 Hijriah atau 7 Agustus 1530 Masehi.

Meskipun, Sultan Ali Mughayat Syah memerintah dalam waktu singkat, tetapi ia berhasil membangun peradaban Islam di Asia Tenggara.

Baca juga: 19 Oleh-oleh Khas Banda Aceh, dari Camilan hingga Pakaian Adat

Saat itu, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan. Ibu kota ini yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perampokan yang dilakukan armada Portugis.

Pada masa Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya komoditas lada yang permintaannya sangat tinggi di Eropa. 

Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek Istana Kesultanan Aceh dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).

Pada masa agresi Belanda yang kedua, terjadi evakuasi besar-besaran pasukan Aceh keluar dari Banda Aceh. Situasi ini dirayakan oleh Van Swieten yang memproklamirkan jatuhnya Kesultanan Aceh, ia mengubah nama Banda Aceh menjadi Kutaraja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com