Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Roti Manis Mengandung BTP, Diduga Sudah Beredar di 5 Kabupaten Kota di Kaltara

Kompas.com - 02/02/2022, 18:18 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALINAU, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, memberikan peringatan atas beredarnya roti manis yang diduga mengandung zat makanan berbahaya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malinau, John Felix Rundupadang mengatakan, roti berbentuk mirip kue bolu yang diduga kuat memiliki Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya tersebut mayoritas beredar di warung kecil di pinggir jalan.

"Berawal dari adanya laporan ke BPOM Tarakan akan adanya roti manis diduga berbahaya untuk dikonsumsi. Terdapat kandungan zat tambahan yang masih diuji di laboratorium dan kami mengimbau seluruh masyarakat mewaspadai itu," ujar Felix, saat dihubungi, Rabu (2/2/2022).

Dari penelusuran Petugas Dinas Kesehatan Malinau, didapati pengakuan bahwa roti manis tersebut dikirim melalui mobil boks dari luar kota.

Baca juga: Terbesar dalam 20 Tahun, Banjir di Malinau Meluas ke Kabupaten Nunukan Kaltara

Tidak ada yang tahu atau mengenal dari mana mobil tersebut berasal dan Satpol PP Malinau juga tengah mencari mobil tersebut.

Felix mengatakan, para penjual dititipi bungkusan roti dengan jumlah tertentu, tanpa perlu membayar.

"Jadi, sepertinya promosi mereka ini, barang dititip dulu ke banyak warung. Nanti, mereka akan kembali untuk mengambil pembayaran sesuai berapa banyak roti yang laku," kata dia.

Dinas Kesehatan Malinau juga sudah mengirimkan sampel roti tersebut ke Balai POM Kota Tarakan untuk diteliti.

Secara kasat mata, roti manis yang dikemas perbungkus berisi 4 potong tersebut memiliki kode izin produksi rumah tangga dari Palembang, Sumatera Selatan.

Selain itu, ditemukan masa kadaluwarsa pada 2019, karena kode masa berlaku produksi tertulis angka terakhir 19.

"Apakah hanya menjiplak nomor izin orang, atau punya izin sendiri tapi tidak perduli status izin sudah mati atau belum, kami enggak tahu itu. Kami sudah kirim sampelnya hari ini, dan masih menunggu hasil lab BPOM Tarakan," ujar dia.

Felix mengatakan, peredaran roti manis tersebut sudah sampai di wilayah Kabupaten Nunukan, yang berarti sudah beredar di 5 kabupaten kota di Kaltara.

Untuk mengantisipasi dampak pada konsumen, Dinas Kesehatan Malinau sudah melakukan sosialiasi dan meminta para pedagang untuk mendokumentasikan segala barang yang masuk agar memudahkan pengecekan.

Baca juga: Senang Sekali, Enggak Nyangka Dapat HP dari Pak Ganjar

Selain itu, Dinkes juga meminta pedagang mengambil gambar mobil boks dan pedagang roti tersebut, ketika nanti mereka kembali untuk menagih pembayaran atas produk mereka.

"Sampai hari ini belum ada keluhan kasus warga terdampak. Kalau untuk masalah penarikan produk, tentu belum bisa dilakukan sebelum BPOM mengeluarkan rilis resmi apa kandungan dan resiko makanan tersebut. Kami masih menunggu hasil lab," kata Felix.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Gempa M 5,2 Lombok Barat, Warga Kaget Dengar Suara Gemuruh

Regional
[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

[POPULER NUSANTARA] Jateng Masuki Musim Kemarau | Caleg Batal Jadi Aggota DPRD meski Dapat Suara Terbanyak

Regional
Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com