PEKANBARU, KOMPAS.com - Gubernur Riau Syamsuar mengincar peluang pengembangan kelapa di Provinsi Riau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan sumber pendapatan daerah.
Guna membuka jejaring kerja sama dan proyeksi pengembangan potensi kelapa, Gubernur Riau menggandeng International Coconut Community (ICC).
Adapun ICC merupakan organisasi antar pemerintah negara-negara penghasil kelapa di bawah naungan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP).
Baca juga: Mendagri Malaysia Kunjungi Kampung Asalnya di Kampar Riau, Makan Bajambau di Masjid Tanpa Paku
"Kami mengundang Direktur Eksekutif ICC Jelfina Constansje Alouw untuk bersama-sama dengan kita mengkaji kendala, potensi, dan peluang kelapa Riau, agar kelapa dapat menjadi komoditas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat kita di daerah, tetapi Riau dapat menjadi pelaku industri kelapa di Indonesia dan dunia," ucap Syamsuar pada Forum Group Discussion (FGD) ICC di Kantor Bappedalitbang Provinsi Riau, Rabu (26/1/2022).
Syamsuar menjelaskan, Riau memiliki peluang yang sangat terbuka untuk pengembangan potensi kelapa.
Sebagai daerah yang memiliki luas areal kelapa terluas di Indonesia, Riau memiliki potensi terbesar yang perlu dimanfaatkan secara maksimal.
Namun, hilirisasi kelapa sebagai komoditas industri menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah.
Sebab, "Bumi Lancang Kuning" masih menjadi pemasok kelapa.
Baca juga: Ini 5 Poin Perjanjian Indonesia-Singapura soal Pengelolaan Navigasi Udara di Riau dan Natuna
Padahal, mengolah produk turunan kelapa seperti sabut, minuman kelapa, santan, dan lainnya sangat terbuka.
Untuk itu, menurut Syamsuar, perlu adanya peningkatan kapasitas petani kelapa Riau dan mengincar peluang pemasaran melalui kerja sama dengan komunitas kelapa dunia (ICC).
"Harapan kami tentunya posisi ICC sebagai organisasi yang menaungi negara-negara penghasil kelapa di dunia dapat mendukung kita dalam pemasaran produk dan pengembangan produk hilir dari kelapa. Termasuk membantu pengembangan kapasitas petani dalam melakukan budidaya kelapa," kata Syamsuar.
Baca juga: Singapura, Negeri Mungil yang Banyak Menguasai Kebun Kelapa Sawit di RI
Semangat Syamsuar dalam pengembangan kelapa di Riau turut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif ICC, Jelfina Constansje Alouw.
"Saya bangga dengan Pak Gubernur Riau yang mau memfokuskan pertanian pada komoditas kelapa. Kami mengapresiasi sekali," ujar Jelfina.
Pada kesempatan itu, Jelfina sebagai direktur pertama yang mewakili Indonesia sejak ICC berdiri pada 1969, mengatakan bahwa undangan ini merupakan langkah cepat Gubernur Riau dalam menangkap peluang.
"Saya mengapresiasi gerak cepat, gerak cerdasnya sangat strategis sekali. Saya senang dengan gaya Pak Gubernur Riau yang mau action untuk meminta kami ICC datang ke sini. Kami ICC siap membantu dalam promosi produk, memfasilitasi pengembangan kapasitas, dan teknologi transfer," ujar Jelfina.
Untuk diketahui, Indonesia merupakan negara yang memiliki hamparan kebun kelapa terluas di dunia.
Riau adalah provinsi yang memiliki kebun kelapa terluas secara nasional, yakni 425.579 hektar, terdiri dari 376.077 hektar kelapa dalam, dan 50.502 hektar kelapa hibrida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.