LEBAK, KOMPAS.com - Ratusan pasien diduga keracunan makanan di Puskesmas Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten sudah pulang setelah menjalani perawatan sejak Jumat (21/1/2022).
Sebagian besar dari mereka sudah dinyatakan sembuh dan sebagian lainnya diharuskan rawat jalan.
Sementara tiga orang lainnya yang dirujuk ke RSUD Malingping juga sudah sembuh.
Baca juga: Kronologi 172 Warga Lebak Banten Keracunan, Bermula Santap Nasi Syukuran
"Di Puskesmas sekarang tinggal tersisa satu pasien yang masih dirawat, yang di RSUD juga tinggal satu lagi dan rencana pulang hari ini," kata Kepala Puskesmas Cijaku Susilo Supriyanto kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Selasa (25/1/2022).
Susilo mengatakan hingga Selasa, total ada 180 warga yang terdata mengeluhkan berbagai gejala serupa seperti diare, sakit perut, muntah hingga demam.
Mereka datang ke puskesmas pada Jumat sore dan terus berdatangan di hari berikutnya.
Baca juga: Korban Keracunan Makanan di Lebak Bertambah Jadi 172 Orang, 3 di Antaranya Dirujuk ke RS
Kondisinya ada yang mengalami gejala berat dan ringan.
Sedangkan warga yang bergejala berat kemudian dirawat di Puskesmas Cijaku.
Sementara yang bergejala ringan dilakukan rawat jalan.
Dari 180 pasien tersebut, tiga di antaranya sempat dirujuk ke RSUD Malingping karena ada penyakit penyerta sehingga mengalami gejala berat.
Ketiga pasien itu saat ini sudah pulih.
Ratusan pasien tersebut sebelumnya mengkonsumsi makanan berkat dari acara syukuran sebuah toko yang baru buka di Kampung Sukamaju, Desa Cijaku, Kecamatan Cijaku, Lebak, pada Kamis (20/1/2022).
Hidangan itu terdiri dari nasi, daging, telur, mie dan tempe.
Susilo mengatakan, sampel dari makanan itu sudah dibawa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak untuk diuji di laboratorium.
Sementara itu, hasil sampel uji makanan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Lebak Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) sudah keluar pada hari ini.
Hasilnya, empat makanan yang diperiksa mengandung bakteri.
"Dari hasil lima sampel yang ada di Labskesda sudah ada hasilnya. Untuk kambing gulai E-Coli positif, telur rebus Salmonella positif, ayam goreng E-Coli positif, tempe goreng E-coli positif dan mie goreng negatif," kata Kepala Labkesda Lebak Agung Nugraha.
Baca juga: Menengok Rumah Tahan Gempa Buatan BRIN Senilai Rp 575 Juta di Lebak Banten
Agung mengatakan, bakteri yang terdapat dalam makanan tersebut mengindikasikan makanan tersebut tidak higienis saat diproses.
Hal ini kemudian menyebabkan warga yang mengkonsumsi makanan tersebut mengalami gejala sakit perut hingga diare.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.