SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang pedagang mengaku baru pindah dari pasar relokasi kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ke Pasar Johar Kota Semarang, Jawa Tengah.
Agus Triyanto (43) salah satu penjual jamu mengatakan dirinya baru dua hari berjualan di lapak barunya di lantai 1 Pasar Johar Selatan.
Namun, pemasukan dari usaha jamunya memang belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
"Belum laris. Masih sedikit pemasukannya setelah pindah. Kemarin baru dapat Rp 25.000, hari ini Rp 20.000. Itu dapat dari pelanggan lama," kata Agus ditemui di Pasar Johar, Kamis (6/1/2022).
Baca juga: Kabupaten Semarang PPKM Level 2, Bupati: Kita Belum Tahu Indikator Apa Lagi yang Dipakai
Ia bercerita pada saat Pasar Johar diresmikan oleh Presiden Jokowi kemarin, lapak yang disediakan terisi penuh oleh para pedagang.
Namun, pada hari kedua ini, para pedagang yang seharusnya sudah mendapat jatah tempat itu justru enggan berjualan.
"Hari ini banyak yang kosong. Agak sepi karena banyak orang yang enggak tahu. Selain itu masih banyak pedagang yang milih jualan di pasar relokasi MAJT," ungkapnya.
Menurutnya, para pedagang pasar relokasi MAJT yang seharusnya sudah mendapat tempat di Pasar Johar enggan berjualan karena lokasi lapak yang kurang strategis.
Baca juga: Momen Rombongan Presiden Jokowi Beri Jalan Ambulans di Grobogan Jadi Viral, Ini Videonya
Namun, ada juga para pedagang yang memang belum mendapat jatah tempat di Pasar Johar.
"Pedagang yang di MAJT sudah banyak yang dapat tempat di sini (Johar) tapi enggak mau nempatin karena ada yang dapat di lantai 3, di lantai 4. Tapi ada juga yang memang belum dapat tempat di sini (Johar) jadi mereka masih jualan di MAJT," ujarnya.
Setelah terjadi kebakaran di Pasar Johar waktu lalu, Agus terpaksa pindah berjualan di pasar relokasi MAJT selama enam tahun.
Ia mengaku sudah menunggu lama untuk pindah kembali ke Pasar Johar yang telah rampung direvitalisasi.
Ia pun teringat kenangan usaha jamunya yang sudah tiga generasi ini merupakan peninggalan dari sang nenek sejak berjualan di Pasar Johar pada masa silam.
"Usaha jamu ini kan peninggalan dari mbah dan ibu saya yang sudah meninggal. Ini saya teruskan dibantu istri saya. Memang sudah berubah total tempatnya," jelasnya.
Baca juga: Cerita Sopir Ambulans yang Diberi Jalan Saat Rombongan Jokowi Lewat
Sejak pindah di tempatnya yang baru ini ia merasa lebih nyaman berjualan meskipun sudah banyak berubah.
Meskipun dirinya mendapat tempat yang kecil, namun lapaknya terlihat lebih tertata.
"Saya pribadi pengennya memang pindah di sini (Johar) karena kan lebih nyaman, bersih. Kalau di MAJT kalau banjir ngeri. Tempatnya lebih baik sekarang kayak mall," ucapnya.
Ia berharap usaha jamunya semakin laris setelah menempati lagi lapak barunya di Pasar Johar Selatan.
Selain itu, ia juga berharap para pedagang banyak yang menempati lapak yang sudah disediakan sehingga semakin ramai.
"Pengennya ramai pembeli. Kalau semua pedagang sudah masuk kesini saya yakin pasti ramai. Ada yang jual buah-buahan, bumbu-bumbu dapur, jamu, lombok, bawang dan lainnya," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Johar, Surahman menyebut jumlah pedagang dari pasar relokasi MAJT yang sudah pindah ke Pasar Johar ada ribuan.
"Yang sudah dipindah ke Johar kurang lebih 3.500 dan yang masih tertinggal di relokasi MAJT kurang lebih 2.000 pedagang," ujarnya.
Ia mengungkapkan ribuan para pedagang yang masih tertinggal di relokasi MAJT itu karena memang belum mendapat tempat di Pasar Johar.
"Yang masih tinggal di relokasi MAJT karena belum dapat tempat, jualanya macam-macam," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.