Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Pattimura, Kapitan dari Maluku, dari Perjuangan hingga Diabadikan di Uang Rupiah

Kompas.com - 05/01/2022, 13:02 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Kapitan Pattimura atau Pattimura berasal berasal dari Maluku Tengah.  Pattimura memiliki asli Thomas Matulessy.

Pattimura lahir di Desa Haria, Pulau Saparua, Maluku, 8 Juni 1783. Ayahnya bernama Frans Matulessy dan ibunya bernama Fransina Silahoi.

Pattimura merupakan seorang kesatria keturunan Matulessy yang masih ada hubungan saudara dengan raja Maluku.

Dia yang selama ini dikenal sebagai seorang Kristen ternyata seorang Muslim. Karena, seluruh keturunan Ambon bermarga Matulessy adalah muslim.

Dia pernah berkarir sebagai mantan sersan militer Inggris. Namanya dikenal karena memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan Belanda melalui perang Pattimura.

Awal Mula Perang Melawan Belanda dan Perang Pattimura

Sejak abad ke 17 dan 18 berlangsung serentetan perang bersenjata melawan Belanda (VOC).

Perang terjadi karena penindasan kolonialisme Belanda dalam bentuk monopoli perdagangan, pelayaran hongi, kerja paksa dan sebagainya.

Baca juga: Sikap Kapitan Pattimura Mencerminkan Nilai Sila Kelima Pancasila

Penindasan dirasakan di semua sisi kehidupan rakyat, baik segi ekonomi, politis, dan segi sosial psikologis.

Selama dua ratus tahun, rakyat Maluku mengalami perpecahan dan kemiskinan. Rakyat Maluku memproduksi cengkeh dan pala untuk pasar dunia namun tidak membawa keuntungan .

Hal ini lantaran, adanya kebijakan pajak berupa penyerahan wajib (verplichte leverantien)
dan contingenten serta blokade ekonomi yang mengisolasi rakyat Maluku dari pedagang-pedagang Indonesia lainnya.

Pada fase kedua pendudukan Inggris di Maluku, tahun 1810-1817 harus berakhir pada tanggal 25 Maret 1817. Dimana saat itu, Belanda kembali menguasai Maluku.

Rakyat Maluku menolak tegas kedatangan Belanda dengan memuat "Proklamasi Haria" dan "Keberatan Hatawano". Proklamasi Haria disusun Pattimura.

Saat, pemerintah Belanda mulai melaksanakan kekuasan melalui Gubernur Van Middelkoop dan Residen Saparua Johannes Rudolf van der Berg. Perlawanan bersenjata rakyat Maluku pecah.

Lalu, Maluku mengadakan musyawarah dan konsolidasi kekuatan dimana pada forum-forum
itu menyetujui Pattimura sebagai kapten yang memimpin perjuangan.

Pada 7 Mei 1817 dalam rapat umum di Baileu, Haria, Thomas Matulessy atau Pattimura
dikukuhkan dalam upacara adat sebagai Kapitan Besar.

Baca juga: Hal-Hal Positif dari Pattimura untuk Diteladani

Setelah dilantik, Pattimura memilih pembantunya yang berjiwa ksatria, yaitu Anthoni Rhebok, Philips Latumahina, Lucas Selano, Arong Lisapafy, Melchior Kesaulya dan Sarassa Sanaki, Martha Christina Tiahahu, dan Paulus Tiahahu.

Pattimura bersama Philips Latumahina dan Lucas Selano melakuan penyerbuan ke Benteng Duurstede.

Berita mengenai jatuhnya Benteng Duurstede dan pemusnahan orang-orang Belanda oleh Pattimura mengoncangkan Pemerintah Belanda di Kota Ambon.

Gubernur Van Middelkoop dan Komisaris Engelhard mengutus militer yang besar ke Saparua di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Ekspedisi itu dikenal dengan Ekspedisi Beetjes. 

Mengetahui hal tersebut, Pattimura mengatur taktik dan strategi pertempuran. Pasukan rakyat yang berjumlah 1000 diatur pertahanan, mulai Teluk Haria memanjang sampai ke Teluk Saparua. Akhirnya, Pattimura bersama pasukannya mengalahkan Beetjes dan tentaranya.

Pada 20 Mei 1817 diadakan rapat raksasa di Haria untuk menyatakan kebulatan tekad melanjutkan perjuangan melawan Belanda.

Peringatan kebulatan tekad tersebut dikenal dengan nama Proklamasi Portho Haria. Proklamasi ini berisi 14 pasal dan ditanda tangani oleh 21 raja patih di Pulau Saparua dan Nusalaut.

Proklamasi ini menumbuhkan semangat juang yang mendorong tumbuhnya front-front pertempuran di berbagai tempat sampai Maluku Utara.

Belanda tidak tinggal diam. Pada 11 November 1817 di bawah kepemimpinan Letnan Pietersen
di dampingi orang pengkhianat Pattmura berhasil menyergap Pattimura dan Philips Latumahina.

Baca juga: Dampak Perjuangan yang Dilakukan Pattimura

Para tokoh akhirnya ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantung pada 16 Desember 1817 di Kota Ambon.

Atas jasa dan pengorbanannya, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Pahlawan Nasional.

Jejak Nama dan Gambar Pattimura

Jasa dan pengorbanan Pattimura melekat di tanah kelahirannya, Maluku Tengah.

Atas jasanya, nama Pattimura disematkan sebagai nama universitas, bandara, dan pernah diabadikan sebagai gambar uang Rp.1.000 yang diterbitkan Bank Indonesia.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 2/25/PBI/2000 tentang pengeluaran dan peredaran uang rupiah pecahan 1.000 (seribu) tahun emisi 2000. 

Uang yang berupa lembaran tersebut memuat gambar Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura yang di bagian bawahnya tertulis 'Kapitan Pattimura'.

Di baliknya , termuat gambar Pulau Maitara dan Tidore yang di bagian tengahnya terdapat gambar nelayan sedang menebarkan jala ikan.

 

Sumber: ditsmp.kemdikbud.go.id, lib.litbang.kemendagri.go.id, dan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 2/25/PBI/2000

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Dituding Jadi Penyebab Banjir, Perumahan di Lampung Digeruduk Emak-emak

Regional
Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Purwakarta Kejar Posisi sebagai Daerah Penghasil Ikan Air Tawar

Regional
DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

DPRD Minta Pemkot Bandar Lampung Segera Realisasikan BLK

Regional
Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Suami Istri di Gresik Mencuri Sambil Bawa Balita, Uangnya Digunakan Beli Minuman Keras

Regional
Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Pilkada Bangka Belitung, PDI-P dan Gerindra Jajaki Koalisi

Regional
2 Warga Sikka Ditangkap karena Edarkan Uang Palsu

2 Warga Sikka Ditangkap karena Edarkan Uang Palsu

Regional
Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Regional
Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Regional
Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Regional
Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Regional
Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Regional
Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com