KENDARI, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik pengolahan pemurnian atau smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (27/12/2021)
Perusahaan smelter nikel PT Gunbuster itu berlokasi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dan peresmiannya berlangsung di Kawasan Industri Morosi, Konawe.
Jokowi mengatakan, telah berkali-kali meminta penghentian ekspor bahan mentah.
Tahun depan, Jokowi akan menghentikan ekspor bauksit dan ekspor bahan mineral lainnya pada tahun berikutnya. Dengan demikian, industri dalam negeri dapat berkembang lebih cepat.
Baca juga: Resmikan Bali International Hospital, Jokowi: Obat dan Bahan Baku Jangan Mengimpor Lagi
"Akhirnya yang kita dapat adalah industri dalam negeri berkembang sangat cepat, karena memang tidak ada pilihan. Yang mengambil, membeli bahan mentah kita sudah tidak bisa lagi, artinya mau tidak mau harus mendirikan industri di tanah air," kata Jokowi pada peresmian pabrik Smelter di kawasan industri PT VDNI Konawe, Senin (27/12/2021).
Dengan begitu, lanjut Jokowi, Indonesia tidak lagi mengirim bahan mentah seperti yang dilakukan berpuluh-puluh tahun lalu tanpa memberikan nilai tambah yang besar kepada negara.
Jokowi mengungkapkan, peresmian smelter ini akan menghasilkan fero nikel dengan kapasitas 1,8 juta ton per tahun, dan akan berbeda jika tetap melakukan ekspor bahan mentah.
"Saya sangat menghargai dan mengapresiasi pembangunan Smelter oleh PT Gunbuster Nickel Industri, karena akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari biji nikel diolah menjadi fero nikel, nilai tambah naik menjadi 14 kali. Jika biji nikel diolah jadi filet stainless steel akan menjadi 19 kali lipat. Ini sebuah nilai yang tidak sedikit," ungkapnya.
Baca juga: Bentrok Antarkelompok di Kendari, Salah 1 Petinggi Ormas Diamankan
Data dari Menko Perekonomian, lanjut Jokowi, diprediksi ekspor nikel bisa mencapai 20,8 miliar USD pada tahun ini.
Sedangkan sebelumnya jika bahan mentah diekspor hanya mencapai Rp 1 sampai 2 miliar. Menurut Jokowi, hal ini adalah sebuah lompatan yang sangat besar.
Jokowi mengingatkan kepada investor jika ingin membangun industri segera dilakukan, karena dirinya hanya memberikan kesempatan selama satu tahun.
Dalam kesempatan itu juga, ia mengingatkan kepada gubernur dan bupati untuk menjaga iklim investasi agar tetap kondusif.
Dengan demikian, nilai tambah dengan hadirnya investasi seperti ini akan terlihat.
"Kita akan dapat pajak, lapangan pekerjaan, devisa meningkat. Investor bisa tenang kerja, bukan bahan mentah lagi yang kita kirim, direktur tadi bilang dengan kehadiran industri ini bisa menyerap tenaga kerja sampai 27.000 orang," ujarnya.
Rekrutmen seperti ini, kata dia, yang diharapkan agar semua rakyat bisa bekerja.
Baca juga: Ikut Vaksinasi Massal, Pelajar SMP dan SMA di Kendari Diantar Jemput Pete-pete