Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erupsi Semeru, Menanti Mereka yang Hilang Kembali Pulang

Kompas.com - 12/12/2021, 05:39 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Masih lekat di benak Mahriyeh (70) kejadian sepekan lalu, ketika dirinya menyiapkan bekal makanan bagi sang suami, Miran (80).

Kurang lebih lima jam usai kembali dari mengantarkan bekal di ladang, Gunung Semeru meletus.

Awan panas guguran menerjang lokasi tempat tinggalnya di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Pilu di Kaki Gunung Semeru

Sejak saat itu Mahriyeh dan pria yang dicintainya terpisah.

Sekitar seminggu menanti, Mahriyeh masih berharap, bekal tersebut bukan bekal terakhir yang dia siapkan bagi sang suami.

"Saya ingin suami cepat ditemukan, jika meninggal dikuburkan dan didoakan yang layak," tangan Mahriyeh mengusap air matanya.

Baca juga: Air Mata Mbah Mahriyeh, Menanti Kepulangan Sang Suami, Dipisahkan oleh Letusan Gunung Semeru

Sebelumnya tak terpisahkan

Mahriyeh di rumah kerabatnya di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Mahriyeh di rumah kerabatnya di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021)

Mahriyeh sebelumnya tak pernah berpisah dari Miran.

Mereka hanya tinggal berdua. Kemana pun pergi, Mahriyeh dan Miran selalu bersama, bahkan ketika menggarap ladang.

Biasanya, saat padi mereka mulai berisi, Mahriyeh akan menemani Miran menginap di gubuk dan menjaga padi dari serbuan monyet.

Namun sekitar sebulan, penyakit sesak napas Mahriyeh kambuh. Sehingga dia tidak dapat menemani sang suami menjaga padi.

Meski demikian, Mahriyeh tetap membuatkan bekal bagi suaminya setiap hari.

Seperti di hari ketika Gunung Semeru meletus pada Sabtu (4/12/2021).

Baca juga: Viral, Video Seorang Kakek Lempar Kertas ke Presiden Jokowi Saat Tinjau Lokasi Bencana di Gunung Semeru

Setelah kembali ke rumah usai mengantar bekal untuk Miran, warga tiba-tiba menjerit-jerit histeris.

Langit mendadak gelap. Situasi penuh kepanikan. Orang-orang mulai berlarian.

Mereka meneriakkan kabar jika Gunung Semeru meletus.

Mahriyeh teringat sang suami yang fisiknya sudah renta dan berada seorang diri di ladang.

Apalagi lokasi ladang mereka berimpitan dengan sungai tempat aliran lahar.

Baca juga: Seekor Ikan Mas Selamat dalam Bencana Gunung Semeru, Khofifah: Padahal Hampir Semua Tempat Tertutup Abu Vulkanik

"Sebenarnya pagi itu saya ajak dia pulang saja karena takut ada banjir. Tapi dia bilang, 'biarkan saja banjir'," kenang Mahriyeh.

Mahriyeh kini mengungsi ke tempat kerabatnya di Blitar, Jawa Timur.

Dia melewati hari-harinya penuh penantian. Berharap suaminya segera ditemukan.

"Waktu di pengungsian juga Emak (Mahriyeh) ini sebentar-sebentar nangis teringat Mbah (Miran)," kata Lailatul Jannah, kerabat Mahriyeh yang turut mengungsi ke Blitar.

Baca juga: Kata Khofifah soal Foto Ikan Mas Selamat dalam Bencana Erupsi Gunung Semeru: Saya Ada di Situ

 

Nurul, suami, dan anaknya Rani ketika masih berkumpul bersama. Nurul, suami, dan anaknya Rani ketika masih berkumpul bersama.
Nurul mencari putrinya hingga ke Lumajang

Nurul memutuskan berangkat dari Bangkalan ke Lumajang.

Tujuannya satu, bertemu dengan putri kandungnya yang bernama Asri Wahyu Sinurani alias Rani (26)

Rani dan sang suami, Mulyanto (27) hilang usai Gunung Semeru meletus.

"Saya berangkat hari Minggu jam 04.00 Subuh dan jam 09.00 sampai di Lumajang. Sampai sekarang ini saya belum pulang nunggu kabar," kata dia saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Cerita Nurul, Cari Sang Anak yang Diduga Terjebak di Lokasi Tambang Saat Erupsi: Dia Sempat Kirim Foto dan Bikin Story Gunung Semeru

Nurul bercerita, putrinya Rani tengah mengandung. Saat bencana terjadi, Rani dan suaminya sedang berada di lokasi tambang.

Sesaat setelah Semeru mengeluarkan awan panas guguran, Rani mengirimkan video kondisi gunung dari kantor tambang Duta Pasir Semeru (DPS).

"Waktu hari Sabtu itu, masih ngirim foto ke saya, sama video waktu awan mulai menghitam itu, terus dibikin story dengan video itu," kata dia.

Baca juga: UPDATE Korban Erupsi Semeru: 46 Orang Meninggal Dunia, 9 Orang Hilang

Nurul sempat merespons namun Rani sudah tidak membalas lagi.

"Nah saya WA anak saya ini, 'Banjir lagi ya Ran.' Nah pas sekitar pukul 15.00 WIB sudah centang satu WA-nya. Sudah enggak bisa dihubungi lagi," kata dia.

Nurul juga berkomunikasi dengan keluarga Mulyanto dan mendapatkan kabar jika Rani dan Mulyanto terjebak di lokasi tambang.

Selama empat hari di Lumajang, Nurul sudah dua kali mengecek ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.

Namun dirinya belum juga mendapatkan kabar keberadaan Rani.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Ketersediaan Pasokan Listrik hingga Elpiji di Wilayah Terdampak Erupsi Semeru

 

Hewan ternak milik warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Hewan ternak milik warga terdampak erupsi Gunung Semeru, seperti kambing, sapi, kerbau, dan lainnya, akan dikembalikan kepada para pemiliknya setelah masa tanggap darurat dianggap selesai dan status Gunung Semeru sudah dinyatakan aman.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Hewan ternak milik warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Kajar Kuning, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Hewan ternak milik warga terdampak erupsi Gunung Semeru, seperti kambing, sapi, kerbau, dan lainnya, akan dikembalikan kepada para pemiliknya setelah masa tanggap darurat dianggap selesai dan status Gunung Semeru sudah dinyatakan aman.
46 jiwa meninggal, 9 belum ditemukan

Mengacu data Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB), hingga Sabtu (11/12/2021) terdapat 46 korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru.

Selain itu, masih ada 9 orang yang dinyatakan hilang.

Kemudian, 18 orang terluka berat dan 11 lainnya mengalami luka ringan.

Petugas juga mencatat, masih ada sebanyak 9.118 pengungsi yang tersebar di 115 titik pengungsian.

(KOMPAS.com | Penulis: Asip Agus Hasani, Muchlis | Editor : Pythag Kurniati), data BNPB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com