KOMPAS.com - Gunung Semeru memuntahkan awan panas guguran pada Sabtu (4/11/2021).
Di tengah suasana keprihatinan, beberapa orang justru mengunjungi lokasi-lokasi terdampak bencana Semeru untuk berwisata.
Melihat fenomena ini, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menegaskan bahwa lokasi bencana Gunung Semeru bukanlah tempat wisata.
Dikatakan Thoriq, masyarakat yang hanya ingin berfoto atau mengabadikan momen di wilayah bencana, justru akan menghambat proses evakuasi.
Baca juga: Larang Warga Berswafoto di Zona Merah Semeru, Khofifah: Ini Lokasi Bencana, Bukan Wisata
“Soal yang ingin foto-foto, jeprat jepret, sudah. Bukan waktunya sekarang. Ini bukan tontonan, bukan tempat wisata,” ujarnya, dikutip dari pemberitaan Antara, Kamis (9/12/2021).
Thoriq menuturkan, kehadiran warga ke lokasi bencana juga bakal menghambat alat transportasi pengangkut bantuan.
“Kendala itu banyak orang ke sana, termasuk mobil-mobil yang ke atas. Itu yang membuat masalah,” ucapnya di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).
Melansir Antara, kawasan Umbulan di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yang menjadi wilayah terparah bencana Semeru, justru didatangi oleh warga dari luar wilayah untuk berswafoto atau melakukan siaran langsung lewat media sosial.
Baca juga: Soal Warga Berfoto di Wilayah Terdampak Erupsi Semeru, Bupati Lumajang: Ini Bukan Tempat Wisata
Adanya fenomena wisata di tempat bencana Gunung Semeru ditanggapi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Dia meminta agar warga yang tidak berkepentingan untuk menjauhi zona terlarang.
"Masyarakat yang tidak berkepentingan jangan mendekati zona merah karena berbahaya. Apalagi kalau cuma untuk sekadar ber-selfie, ini lokasi bencana, bukan lokasi wisata," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Mengapa Banyak Warga Selfie di Lokasi Bencana?
Khofifah berpesan, jangan hanya demi eksistensi di media sosial, warga mengabaikan keselamatan diri.
"Daripada ber-selfie di lokasi bencana, baiknya berempati dengan menghimpun dan menyalurkan bantuan, atau mendoakan para korban bencana yang sampai saat ini belum diketemukan," terangnya.
Untuk mencegah pihak-pihak yang tak berkepentingan memasuki lokasi bencana, polisi melakukan penyekatan di jalur-jalur evakuasi menuju lokasi terdampak bencana.
Salah satu titik penyekatan itu berada di Jembatan Gunung Sawur, Kecamatan Candipuro.
“Justru warga dari luar itu yang tidak kami izinkan. Kalau warga di sini, Kampung Curah Kobokan, itu boleh dengan dia menunjukkan identitas,” jelas Kabag Ops Polres Lumajang Kompol Aryanto AS, dilansir dari Kompas TV, Sabtu (11/12/2021).
Baca juga: Jangan Dekati Zona Merah Semeru, apalagi Sekadar Selfie, Ini Lokasi Bencana, Bukan Wisata
Warga yang dihalau oleh polisi ada yang berasal dari kecamatan lain di Lumajang, bahkan dari luar kota.
“Kami mohon pengertiannya,” tandasnya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Achmad Faizal | Editor: Pythag Kurniati), Kompas TV, Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.