Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Menilang karena Surat Lengkap, Anggota Dishub Hajar Sopir Pikap, lalu Lari Terbirit-birit ke Gang Sempit

Kompas.com - 20/11/2021, 12:31 WIB
Tri Purna Jaya,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan anggota dishub di Lampung memukul sopir pikap.

Video itu diunggah oleh akun Instagram @kabarindo dan @seputar_lampung pada Kamis (18/11/2021) malam.

Baca juga: Aditya, Siswa SMK yang Diam-diam Memulung demi Bantu Ibunya, Dapat Beasiswa

Video berdurasi 46 detik tersebut telah ditonton sebanyak 36.011 kali dan dikomentari lebih dari 300 kali oleh warganet.

Baca juga: Cerita Lengkap Yana, Prank Cadas Pangeran yang Membuat 200 Anggota Polisi, TNI, dan Tim SAR Kerepotan

Pada caption unggahan video disebutkan, pihak yang bertikai adalah petugas Dishub Kota Metro, Lampung, dengan seorang sopir.

Baca juga: Yana Nge-prank Jadi Trending Twitter, Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Sengaja Menghilang di Cadas Pangeran

Ketika petugas hendak menilang, surat-surat kendaraan yang dibawa oleh sopir lengkap.

Anggota dishub tersebut tiba-tiba memukul sopir di bagian tangan dan kepala, lalu kabur hingga dikejar oleh sang sopir hingga masuk gang buntu.

“Bapak jangan main kekerasan begitu. Kenapa saya dipukul, tangan saya dipukul, kepala saya dipukul, bapak jangan berbuat seenaknya,” ucap sopir tersebut.

Terdengar juga suara anak kecil menangis saat sopir berdebat dengan petugas dishub.

Kronologi peristiwa

Dari penelusuran Kompas.com, video itu pertama kali diunggah oleh akun Facebook Isti Qomariyah di grup Pringsewu Lampung Indonesia, Rabu (17/11/2021), pukul 11.01 WIB.

Saat dikonfirmasi, Isti Qomariyah membenarkan mengambil video itu dan sopir yang ada di video tersebut adalah suaminya.

Menurut Isti, peristiwa itu terjadi saat perjalanan dengan sang suami ke Kota Metro pada Rabu (17/11/2021) pagi untuk urusan bisnis. 

"Iya, Mas, itu kejadian dialami oleh saya dan suami saya sendiri tempo hari," kata Isti saat dihubungi melalui Facebook Messenger, Jumat (19/11/2021) malam.

Isti menjelaskan, pikap yang disopiri suaminya itu dihentikan di salah satu lokasi di Kota Metro oleh petugas dishub.

Petugas yang belum diketahui identitasnya itu beralasan menghentikan Isti dan suaminya karena sedang razia zebra. Oknum itu juga meminta suami Isti menunjukkan buku KIR.

"KIR-nya hidup, kami tanya razianya sebelah mana, plangnya enggak ada. Dia (oknum) itu enggak bisa jawab sambil marah-marah," kata Isti.

Oknum itu juga meminta suami Isti menunjukkan STNK.

"Kami jawab, 'itu kan bukan kewenangan bapak'. Dia jawab ada kewenangan, tapi sambil emosi dan main tangan (memukul) ke kepala suami saya," kata Isti.

Usai memukul, petugas itu lantas kabur. Anak Isti menangis melihat kepala ayahnya dipukul.

"Setelah itu dia kabur dengan motornya. Kita sempat kejar masuk ke gang perumahan warga. Ternyata itu gang buntu. Di situ baru saya ambil videonya, anak saya nangis," kata Isti.

Namun, anggota dishub tersebut akhirnya berhasil kabur dengan melewati gang sempit.

Isti mengaku tidak mau memperpanjang masalah itu. Dia sengaja mengunggah video itu sebagai pengingat untuk berhati-hati.

Konfirmasi Dishub Kota Metro

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kota Metro, Zulpikri membenarkan anggota dishub dalam video viral merupakan anggotanya.

"Benar, kejadian itu terjadi di Kota Metro dan melibatkan salah satu anggota," kata Zulpikri melalui pesan WhatsApp, Jumat (19/11/2021) siang.

Dia menyayangkan peristiwa tersebut. Meski tidak menyebutkan nama maupun inisial oknum itu, Zulpikri mengungkapkan sudah memproses sang oknum.

"Kami tengah memproses oknum tersebut agar tidak terulang dikemudian hari," kata Zulpikri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com