PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com - Rumah komponis sekaligus pencipta lagu "Maju Tak Gentar", Cornel Simanjuntak, di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, kian memprihatinkan.
Rumah panggung berdinding kayu dan beratap seng itu letaknya paling ujung di Kampung Tambunan, Kelurahan Tong Marimbun, Kecamatan Siantar Marimbun, Pematangsiantar.
Baca juga: Cornel Simanjuntak, Komponis yang Bertempur Melawan Belanda
Pintu utama rumah menghadap ke arah jalan, sementara bagian belakang rumah hamparan sawah.
Baca juga: Ismail Marzuki di Mata Putri Tunggalnya: Bapak Pahlawan Musik, Pahlawan Rumah Tangga
Dari jendela rumah terlihat makam keluarga yang terbuat dari batu yang berdiri di tengah- tengah sawah. Makam itu adalah kuburan kedua orangtua Cornel.
Adapun rumah Cornel berbentuk panggung yang memiliki empat kamar dan satu dapur. Sementara kamar mandi letaknya terpisah dari badan rumah utama.
Dari luar rumah, terlihat halaman ditumbuhi rumput liar dan tampak ada satu jendela belakang yang tidak terpasang.
Dinding rumah tak bercat itu sudah terlihat lapuk. Terlhat juga dinding yang terbuat dari papan sebagaian sudah bocor termakan usia, termasuk tiang-tiang rumah.
Lantai rumah pria kelahiran Pematangsiantar, 1921 ini juga mulai reyot. Beberapa papan terpaksa ditambal karena sudah rapuh.
Sementara ruangan kamar ada yang tidak memiliki pintu dan hanya ditutupi gorden.
Dari tangga ke pintu utama rumah terpasang antena tv kabel untuk televisi sebuah warung yang berada di depan rumah Cornel.
Cucu Cornel Simanjuntak dari adik ketiganya, Berlian Lestari Simanjuntak (41) mengatakan, rumah itu sudah berusia ratusan tahun dan belum pernah direnovasi.
Beberapa tahun sebelumnya, rumah itu pernah ditempati oleh warga setempat. Setelah itu rumah itu kembali kosong hingga saat ini.
"(Kondisi) rumah itu rusak, enggak ada yang nempati. Kosong sudah ada dua puluh tahun yang lalu sejak aku menikah. Bentuknya masih seperti itu," kata Berlian yang dihubungi via telepon, Rabu (10/11/2021).
Berlian menceritakan, rumah kayu itu tempat Cornel Simanjuntak dilahirkan.
Selain dihuni oleh kedua orangtua Cornel, rumah itu juga tempat Cornel dibesarkan hingga remaja sebelum Cornel merantau ke Pulau Jawa.
Pihak keluarga besar Simanjuntak sebelumnya pernah berembuk dan berencana untuk memugar rumah tersebut.
Namun, entah mengapa rencana perbaikan belum dilakukan. Informasi yang didapatkan, ada urusan administrasi di kelurahan yang belum diselesaikan.
"Rumah itu bangunan lama, belum pernah direnovasi. Kalau renovasi sikit-sikit kan biasa. Itu bangunan asli," kata Berlian.
Menurut Berlian, Pemerintah Kota Pematangsiantar pernah meninjau rumah tersebut. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjut.
"Kalau kami siap-siap saja. Mau dibikin rumah singgah atau tempat bersejarah yang penting ada peninggalan Cornel Simanjuntak," ungkapnya.
Dinas Pariwisata Kota Pematangsiantar melalui Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Rahmat Riadi mengatakan, pihaknya sejauh ini belum pernah berencana menjadikan rumah Cornel sebagai tempat wisata bersejarah di Kota Pematangsiantar.
Namun, pada 2018 Dinas Pariwisata pernah mengajukan program dalam rencana peraturan daerah (Raperda) tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan kota.
Pemerintah ingin mengembangkan wisata di Siantar termasuk lokasi bersejarah.
Sampai saat ini rencana induk pariwisata belum juga disahkan.
"Ripparkot (Rencana induk pariwisata kota) yang kita ajukan masih strategi pengembangan dan penentuan kawasan. Itu pun belum disahkan," katanya.
Beberapa lagu-lagu heroik Indonesia yang Cornel ciptakan adalah:
(Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino|Editor : Nibras Nada Nailufar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.