Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napi Lapas Tanjung Gusta Medan Kendalikan Peredaran 5.000 Butir Ekstasi, Ini Kata Kemenkumham

Kompas.com - 04/11/2021, 19:17 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Peredaran narkotika jenis ekstasi sebanyak 5.000 butir di Medan digagalkan personel Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara (BNNP Sumut) pada Minggu (31/10/2021) sore.

Dua sepeda motor Yamaha NMAX dan mobil mewah MG diduga hasil dari penjualan narkoba disita dari pelaku. Peredaran ekstasi ini dikendalikan dari seorang narapidana di Lapas Tanjung Gusta. 

Baca juga: Satu Pegawai Lapas Tanjung Gusta Terbukti Aniaya Napi yang Videonya Viral, Kemenkumham: Kita Bina

Hal tersebut terungkap saat konferensi pers di halaman BNNP Sumut pada Kamis (4/11/2021) siang.

Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Toga Habinsaran Panjaitan menjelaskan, pelaku ditangkap di sebuah Cafe Vespa dan Perumahan Swallow di Jalan Abdul Sani Muthalib, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. 

Baca juga: Soal Penganiayaan Napi di Lapas Tanjung Gusta Medan, Kakanwil Kemenkumham: Satu Oknum Pegawai Terbukti

Lima pelaku yang diamankan berinisial MF alias AGM, MT, DP, MJK dan AZ. Keempat pelaku peryama kali ditangkap di Cafe Vespa.

Kemudian dari hasil pengembangan, diketahui barang buktinya berada di gudang rumah tempat tinggal AZ di Perumahan Swallow. 

Baca juga: Ombudsman Segera Investigasi Dugaan Penganiayaan Napi di Lapas Tanjung Gusta Medan

"Dari tersangka AZ, ditemukan barang bukti dua bungkus berisikan narkotika jenis ekstasi sebanyak 5.000 butir warna kuning, 2 sepeda motor NMAX dan 1 mobil MG atau Morris Garage, 7 hp, 1 tas sandang uang tunai Rp 3 juta upah dari kurir tadi," katanya. 

Baca juga: Kalapas Tanjung Gusta Medan Masih Selidiki HP yang Dipakai Napi Terkait Beredarnya Video Dugaan Penganiayaan di Lapas

Diperintah napi lapas Tanjung Gusta

Lebih lanjut dijelaskannya, MF alias AGM diperintahkan seorang warga binaan Lapas Tanjung Gusta berinisial PS untuk menjemput ekstasi tersebut dari seseorang di Jalan Sisingamangaraja.

Atas perintah dari PS pula, AGM mengajak DP, MT dan MJK untuk menjemput barang tersebut dan bertemu di salah satu rumah makan di Simpang Lima Helvetia. Keempatnya mengendarai NMAX.

Di Jalan Sisingamangaraja, AGM cs menerima dua bungkus plastik berisi ekstasi dari seseorang yang kini masih dalam pengejaran. Setelah itu, barang tersebut dibawa keempat pelaku ke Cafe Vespa untuk diserahkan kepada AZ. 

 

Ekstasi diedarkan untuk Kota Medan, BNNP kejar bandarnya

"Ekstasi ini untuk diedarkan di Kota Medan. Kami sekarang sedang pendalaman pemilik atau bandarnya. Ada indikasinya pelaku dari narapidana. Kita akan kerja sama dengan Kemenkumham supaya nanti diperiksa yang bersangkutan. Indikasinya yang bersangkutan ada di dalam lapas," katanya. 

 Ketika ditanya bagaimana komunikasi antara orang di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta bisa menyuruh para pelaku, Toga menegaskan bahwa komunikasi itu dilakukan dengan handphone. 

"Melalui hape, alat komunikasi. Ini kita kerjasama dengan pihak Kanwil Kemenkumham Sumut supaya dibersihkan lagi. Jangan sampai lagi gampang komunikasi dari dalam. Maka kita datangkan pihak Kanwil," ujarnya. 

Toga menambahkan, kelima pelaku dikenakan pasal 114 ayat 2 pasal 112 ayat 2 jo pasal 132 UU No.35 tahun 1999 tentang narkotika ancaman hukuman mati atau paling lama 20 tahun penjara. 

 

Tanggapan Kemenkumham: penjara penuh kasus narkoba

Menanggapi peredaran ekstasi itu dikendalikan oleh warga binaan di Lapas Tanjung Gusta, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Divisi Kemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia Kantor Wilayah Sumatera Utara, Erwedi mengatakan, pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan.

Dikatakannya, jumlah narapidana di Sumut sebanyak 34.580 orang dan menjadikannya termasuk yang paling besar di antara provinsi lain. 

"Dari 34.580 narapidana tersebut, 24.000 itu adalah adalah narkoba. Sangat luar biasa Sumatera Utara ini. Ini yang jadi perhatian kita. Untuk isi hunian lapas di Sumut rata-rata over kapasitas," katanya. 

Untuk di rumah tahanan (rutan) Medan isinya 4.300 dengan pegawai 200 orang. Lapas Medan 3.100 pegawainya juga sekitar 200 orang. Menurutnya, hal tersebut menjadi kendala untuk memaksimalkan pengawasan.

"Keterbatasan kami dalam melakukan pengawasan. Satu perbandingan regu pengamanan yang berjaga 24 jam hanya sekitar 25 orang mengawasi 3.000-an orang," katanya. 

Ditakannya, pihaknya akan terus berupaya untuk setiap hari melakukan penggeledahan untuk minimalisir alat-alat yang tidak boleh ada di dalam lapas. Menurutnya, razia handphone rutin dilakukann.

"Setiap ada keterlibatan warga binaan kita selalu koordinasi dengan BNN. Ada banyak handphone yang berhasil kita razia, tapi angkanya berapa, saya tidak pegang datanya," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com