JEMBER, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menggelar imunisasi Pneumokokus Konyugasi Vaksin (PCV) secara gratis bagi bayi mulai November 2021.
Terdapat 23.000 dosis vaksin yang akan diberikan secara gratis.
Sebelumnya, bayi yang hendak vaksin PCV di rumah sakit harus membayar mulai dari Rp 800.000 sampai Rp 900.000 sekali suntik.
Imunisasi PCV diberikan agar bayi terbebas dari penyakit pneumonia atau radang paru akibat bakteri pneumokokus.
Pemberiannya dilakukan tiga kali. Yakni ketika bayi berusia dua bulan, tiga bulan, dan 12 bulan.
Baca juga: Jember Masih PPKM Level III, Apa Penyebabnya?
Kasie Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Arif Yoni Setiawan mengatakan, penyakit pneumonia sudah ada sejak lama di berbagai daerah, termasuk Jember.
Data Dinkes Jember menunjukkan ada 3.761 kasus di semua usia pada tahun 2020.
Rinciannya, khusus bayi usia di bawah 1 tahun ada 1.285 kasus, balita usia 1 sampai 5 tahun ada 2.391 kasus.
Jumlah kasus pneumonia berat di bawah 1 tahun sebanyak 32 kasus dan pneumonia berat di rentang usia 1-5 tahun ada 53 kasus.
“Pada 2021 hingga September, kasus di semua umur menurun menjadi 1.756 kasus,” kata Arif, pada Kompas.com usai talkshow tentang pneumonia di salah satu kantor Radio Jember, Senin (1/11/2021).
Dia merinci khusus untuk bayi usia di bawah 1 tahun ada 583 kasus. Lalu balita usia 1 sampai 5 tahun ada 1.139 kasus.
Untuk kasus pneumonia berat pada bayi di bawah 1 tahun ada 32 kasus. Lalu pada balita 1-5 tahun ada 53 kasus.
“Di tahun 2021 ini ada satu kasus yang meninggal, yakni bayi di bawah usia 1 tahun,” ucap dia.
Melihat kondisi itu, Arif mengimbau agar ibu yang memiliki bayi mulai kelahiran April 2021, bisa datang ke posyandu untuk mendaftar.
Bila posyandu tidak aktif, maka bisa berkoordinasi dengan bidan wilayah atau puskesmas untuk mendapatkan vaksin PCV.
“Nantinya petugas akan mendaftar dan menentukan waktunya,” ucap dia.
Dalam vaksin PCV ini, kata dia, bayi-bayi itu harus dikumpulkan minimal 4 bayi dalam satu jadwal vaksin.
Sebab, dalam imunisasi PCV 1 skema pemerintah ini, satu botol untuk untuk 4 dosis bayi.
"Jadi mau tidak mau harus diubah strategi, yakni mengumpukan bayi-bayi itu dalam satu tempat, atau disentralkan di desa. Intinya kami ingin mengejar ketertinggalan karena masih banyak yang belum divaksin PCV," terang Arif.
Sementara itu, Epidemiologi Unair dr M Atoillah Isfandiari menambahkan pneumonia adalah radang paru yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau bahkan bahan kimia.
Virus Covid-19 pun bisa menyebabkan pneumonia.
Baca juga: Camat Dimintai Sumbangan oleh Menantu Bupati Jember, DPRD: Penyalahgunaan Kekuasaan
Selama ini, kata dia, pneumonia pada bayi sudah menjadi masalah sebelum Covid-19.
Khususnya yang disebabkan oleh bakteri. Hal itu bisa jadi semakin banyak bila abai untuk mencegahnya.
"Covid selesai, pneumonia belum tentu selesai. Apalagi, yang disebabkan bakteri. Jadi, nanti kita semua butuh refocusing pada pneumonia non covid ini," ungkap dia.
Dia menilai pneumonia memang banyak terjadi pada bayi usia di bawah 12 bulan karena sistem imun bayi masih lemah.
Usia paling rentan 2 sampai 12 bulan, angka kematian juga lebih banyak pada kelompok usia 2-12 bulan.
"Dengan mendapatkan vaksin PCV, bila anak kelompok ini ketika terinveksi, setidaknya daya tahan tubuh si anak tidak gagal-gagal amat," ungkap dia.
Sumber penularan kepada bayi adalah orangtua. Bisa jadi bakteri pneumokokus sudah ada pada orangtua.
Baca juga: Para Camat Dimintai Sumbangan oleh Menantu Bupati Jember, Ini Alasannya
Kalau menular antar orangtua, mungkin hanya berakibat pilek atau batuk.
"Bila bakteri ini kalau masuk ke pernapasan anak, bisa menjadi pneumonia atau radang paru," tutur dr Atok.
Seharusnya, kata dia, ibu menyusui memakai masker.
Hal itu Itu penting karena sumber penular utama pneumonia pada bayi adalah ibu dan orang-orang terdekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.