Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Warga Berdesak-desakan Saat Vaksinasi di Alun-alun Lamongan, Ini Penjelasan Dinkes

Kompas.com - 28/08/2021, 18:00 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan warga berkerumun saat vaksinasi Covid-19 di Alun-alun Lamongan viral di media sosial.

Peristiwa yang terekam dalam video berdurasi 20 detik itu terjadi pada Sabtu (28/8/2021) pagi.

Video tersebut diunggah akun Instagram @infolamongan. Dalam keterangannya, akun tersebut memperingatkan warga Lamongan yang hendak mengikuti vaksinasi Covid-19.

Dalam video itu, terlihat warga berdesakan dan saling dorong. Peristiwa itu bermula ketika ada warga yang tak sabar menunggu giliran pemberian formulir pendaftaran vaksinasi Covid-19 dan menyerobot antrean.

Unggahan itu dilihat 21.565 kali dan mendapat 244 komentar.

Sebagian besar warganet menyayangkan insiden itu terjadi. Mereka menilai, dinas kesehatan seharus bisa mengatur pemberian vaksin sehingga tak menciptakan kerumunan.

Baca juga: Setelah 8 Bulan, Kabupaten Lamongan Akhirnya Punya Sekda Definitif

Sejumlah warganet juga mengingatkan seharusnya pendaftaran vaksinasi dilakukan secara online untuk mencegah kerumunan.

 

Komentar Dinkes Lamongan

Kepala Dinas Kesehatan Lamongan Taufik Hidayat mengatakan, kerumunan itu terjadi karena antusiasme masyarakat yang tinggi untuk menjalani vaksinasi.

Dalam kegiatan itu, Dinkes Lamongan menyiapkan 3.500 dosis vaksin Covid-19. Namun, ternyata peserta yang datang lebih banyak.

Bahkan, warga dari luar Lamongan, seperti Gresik, Tuban, dan Surabaya, juga ikut mengantre untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 tersebut.

"Hari ini kita ada serbuan vaksin, sekitar 3.500 vaksin. Dari pengalaman-pengalaman yang terdahulu, selalu serbuan vaksin itu vaksinnya tersisa, maka pada saat ini kita melakukan serbuan vaksin di alun-alun. Tapi ternyata yang hadir betul-betul di luar kendali dan perkiraan," ujar Taufik kepada awak media di Lamongan, Sabtu.

"Jadi di saat ini kelihatannya orang datang tidak hanya untuk sehat, tapi pengaruh kenapa antusiasme yang tinggi ini adalah karena kebutuhan untuk pekerjaan, transportasi dan sebagainya," lanjut Taufik.

 

Terkait kerumunan hingga ada warga yang pingsan, Taufik mengakui, jumlah petugas dilokasi tak sebanding dengan warga yang datang. Setelah personel tambahan datang, suasana akhirnya dikendalikan. Massa bisa diurai dan keadaan kembali normal.

"Jumlah yang datang mungkin bisa dua sampai tiga kali lipat, tetapi untuk kartu yang kita bagikan menyesuaikan kuota vaksin. Hanya saja yang sudah telanjur hadir dan memperoleh kartu, walaupun lebih dari 3.500 tetap kita layani," kata Taufik.

Baca juga: Pemkot Surabaya Luncurkan Layanan Undercover 112 Covid-19 untuk Percepat Proses 3T, Seperti Apa?

Taufik menambahkan, kejadian vaksinasi di Alun-alun Lamongan menjadi pelajaran bagi dinas kesehatan.

Ia berjanji, peristiwa itu akan menjadi bahan evaluasi untuk program vaksinasi di lamongan. Sehingga, kegiatan vaksinasi bisa disiapkan lebih baik lagi.

"Prinsipnya hari ini, siapa pun yang sudah datang, yang sudah mendapat kartu antrean, akan kita selesaikan meskipun sampai malam," tutur Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com