Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu 2 Bocah Panti Asuhan Dianiaya hingga Memar di Sekujur Tubuh, Disabet Kabel dan Diberi Uang Agar Tak Melapor

Kompas.com - 06/08/2021, 18:30 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Dua anak panti asuhan berinisial DRS (10) dan MFS (11) di Gresik, Jawa Timur, mengalami luka memar di sekujur tubuh.

Mereka diduga dianiaya anak pemilik panti asuhan berinisial M (30) pada akhir Juli 2021.

Alasannya karena masalah sepele, yaitu mengambil hadiah boneka dari sebuah mesin permainan karena beberapa kali mencoba mereka selalu gagal.

Tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan pelaku, pihak keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Baca juga: Prihatin 2 Anak Penghuni Panti Asuhan Jadi Korban Penganiayaan, Anggota DPRD Gresik Datangi Kantor Dinas KBPPPA

Diketahui saat ditengok sang ibu

Nenek korban, Fatimah (60) mengatakan, kedua korban dititipkan ke panti asuhan tersebut sudah sekitar satu tahun terakhir. Alasannya karena kedua orangtuanya telah berpisah.

Agar mendapatkan pendidikan yang layak dan lebih terurus, saat itu pihak Dinas Sosial setempat menyarankan agar keduanya dimasukkan ke panti asuhan.

Mendapat tawaran itu, pihak keluarga bersepakat. Sedangkan ibu dari kedua korban yang merupakan anaknya itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Pada awal Agustus lalu ibu korban pulang dan menengok anaknya tersebut di panti asuhan. Saat itu sontak terkejut saat mengetahui kondisi anak-anaknya itu.

"Belum lama, sekitar setahunan (kedua korban di panti asuhan tersebut). Kemarin itu anak saya (salah seorang ibu korban) coba melihat anaknya di panti asuhan, tapi kok malah mendapati seperti itu (kedua bocah diduga dianiaya)," kata Fatimah, Kamis (5/8/2021).

Kedua korban kemudian dibawa pulang dan kasus itu akhirnya dilaporkan ke polisi.

Baca juga: Penuturan Nenek 2 Bocah Penghuni Panti Asuhan yang Diduga Dianiaya: Kami Orang Kecil, Kok Tega

Memar di sekujur tubuh

Fatimah mengatakan, saat dibawa pulang ke tempat indekosnya itu korban mengalami luka memar di sekujur tubuh, seperti di betis, paha, punggung dan pelipis.

Dari pengakuan korban, keduanya mengalami luka itu akibat dipukul menggunakan kabel oleh pelaku.

"Kemarin pas saya tanya sambil pijitin, mereka ya ngomong sakit. Saya sendiri sampai heran, kok tega melakukan itu kepada anak yang masih kecil. Kami ini hanya orang kecil (tidak mampu), tapi kok tega seperti itu," ucap dia.

Baca juga: Polisi Usut Dugaan Penganiayaan Terhadap 2 Anak Panti Asuhan di Gresik

Saat dianiaya itu kedua korban sempat berusaha kabur dari panti asuhan. Namun, mereka tertangkap oleh oleh pengurus panti asuhan.

“Pihak panti asuhan datang dan kemudian diiming-imingi uang, agar mau kembali dan tidak melaporkan peristiwa tersebut,” tambah kerabat korban, Iskandar.

Proses penyelidikan

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Bayu Febrianto Prayoga saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan itu.

Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengusut kasus tersebut.

"Benar, sedang kami tangani. Saat ini masih dalam proses penyelidikan," ujarnya, Kamis (5/8/2021).

Untuk mengungkap kasus itu, lanjut dia, pelapor, saksi, dan terlapor sudah dikirimkan surat pemanggilan.

Terpisah, Kepala Dinas Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan, Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik Adi Yumanto menyesalkan tindakan penganiayaan itu. Terlebih, korbannya adalah anak-anak.

Baca juga: Detik-detik Buronan Kasus Penganiayaan Ditembak dan Tewas, Bermula Serang Polisi dengan Pisau

Pihaknya berjanji akan memberikan pendampingan kepada korban agar tidak mengalami trauma.

"Kemarin (usai lapor ke pihak kepolisian) mereka sudah datang ke sini, minta bantuan pendampingan. Peran kami kan pendampingan, ya akan kami dampingi. Memang ada tanda kekerasan yang dialami (oleh korban)," kata Adi.

Selain memberikan pendampingan kepada korban, sebelumnya pihaknya juga sudah memanggil pemilik panti asuhan tersebut untuk dimintai klarifikasi.

Hasilnya memang mengakui adanya perbuatan penganiayaan itu dan mengaku khilaf.

"Untuk bagaimana pastinya, lebih baik menunggu hasil penyelidikan polisi saja. Tapi yang pasti, dari kami siap memberikan pendampingan kepada mereka (korban), sebab itu sudah menjadi tugas kami," tutup Adi

Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor : Dheri Agriesta, Pythag Kurniati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com