TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Warga penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, berinisiatif menyisihkan uang Rp 100.000 dari tiap orang untuk diberikan kembali kepada warga tak mampu lainnya yang selama ini tak dapat bantuan dari pemerintah.
Tercatat sebanyak 30 orang penerima BST di wilayah itu sepakat bersama untuk memberikan Rp 100.000 dari jumlah bantuan Rp 600.000 per orang ke warga tak mampu di sekitarnya.
Uang Rp 3 juta terkumpul dari penerima BST dibagikan ke warga tak mampu bukan penerima BST dan setiap orangnya mendapatkan Rp 50.000.
Baca juga: Aksi Kades Bagi Bansos Door-to-door, Pastikan Tepat Sasaran dan Tak Dipotong
"Saya penerima BST. Kata siapa ada pemotongan BST Pak? Itu yang Rp 100 ribu hasil keridhoan atau keikhlasan saya dan semuanya untuk diberikan ke warga tak mampu lainnya yang tak menerima," jelas Yuyu (60), salah seorang penerima BST di Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, kepada Kompas.com di rumahnya, Kamis (5/8/2021).
"Alasannya, saya malu kenapa kami menerima, sementara yang lainnya tidak di sekitar kami," katanya.
Kaget dikabarkan dananya dipotong Rp 100.000
Yuyu mengaku kaget karena inisiatif dirinya bersama penerima lainnya dikabarkan dipotong Rp 100.000 dan bahkan ada warga penerima hasil urunannya datang ke rumahnya untuk mengembalikan uang tersebut.
Soalnya, penerima uang hasil urunan para penerima BST jadi ketakutan dan khawatir akan menjadi masalah karena dikabarkan sebagai pungutan liar alias pungli.
Baca juga: Berani Potong BST Rp 300.000, Alasan Kades: Data Kemensos Carut Marut, Bantuan Tak Tepat Sasaran
Padahal, hasil penyisihan Rp 100.000 dari para penerima BST di desanya tersebut wujud keikhlasan dan keridhoan pribadi para penerima ingin berbagai dengan warga tak mampu lainnya yang tak mendapatkan bantuan pemerintah.
"Saya kaget Pak, kemarin penerima hasil urunan kita secara ikhlas datang ke rumah. Katanya mau mengembalikan uang hasil urunan kami para penerima BST. Kata saya, kenapa dikembalikan? Kami ikhlas kok. Tapi, katanya takut karena diberitakan pungli. Saya jelaskan bahwa ikhlas dan bukan potongan supaya mereka tenang, kasihan," kata Yuyu.
Baca juga: Aparat Desa di Karawang Potong Dana BST Warga Rp 300.000, Alasannya untuk Pasien Covid-19
Sisihkan Rp 100.000, bukan paksaan
Hal sama diungkapkan penerima BST lainnya di desa tersebut, Enur (45), yang mengaku tidak ada potongan atau pungli bagi penerima bantuan masyarakat.
Dirinya mengaku ikhlas dan semua sepakat para penerima BST menyisihkan Rp.100.000 bagi warga tak mampu lainnya di desanya.
"Sama saya juga menerima BST. Itu bukan potongan paksa atau pungli, itu hasil inisiatif kami memberikan Rp 100.000 untuk warga lainnya. Dalam kesepakatan itu semua hasil urunan dititipkan ke Pak RT dan sudah dibagikan ke penerima tak mampu lainnya yang tak dapat BST dari pemerintah. Jadi bukan paksaan Pak," tambah Enur.
Hal itu dibenarkan, Kepala Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Cece Permana, yang mengaku mendapatkan informasi adanya para penerima BST dipotong Rp 100.000 per orangnya.
Dirinya pun langsung mengecek langsung ke tiap rumah penerima dan ternyata itu bukan pungli dan bentuk insiatif warga berbagi ke warga tak mampu lainnya yang tak menerima bantuan pemerintah.
Hasil urunan penerima BST itu telah dibagikan oleh Ketua RT dan RW setempat ke 60 warga tak mampu lainnya yang tak menerima bantuan pemerintah dengan masing-masing kebagian Rp 50.000.
"Saya juga kaget awalnya, saya langsung cek ke tiap rumah warga penerima. Ternyata itu hasil insiatif bersama para penerima secara ikhlas menyisihkan uang Rp 100.000 per orangnya. Jadi bukan paksaan, pungli ataupun potongan lainnya. Hasil urunan itu dibagikan lagi ke para warga tak mampu yang selama ini tak menerima bantuan," kata Cece.
Penelusuran polisi: isu pungli Rp 100.000 hoaks
Sementara itu, Kepala Polsek Ciawi Polresta Tasikmalaya, Kompol Setyana, membenarkan bahwa kabar adanya pungli bagi penerima BST di Desa Kurniabakti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, adalah informasi hoaks alias bohong.
Setelah hasil penelusuran ke semua penerima BST, ternyata uang Rp 100.000 dari para penerima yang terkumpul dari 30 orang tersebut hasil inisiatif keikhlasan bersama yang dilakukan secara spontan.
Justru kasihan para penerima warga tak mampu hasil urunan para penerima BST itu jadi ketakutan dan hendak mengembalikan kembali uang pemberian penerima BST.
Namun, setelah dijelaskan oleh para penerima BST bahwa itu adalah ikhlas berbagi dan bukan potongan, warga tak mampu lainnya tak kebagian BST pun menjadi tenang.
"Kita sudah terlusuri, dan ternyata ada informasi dan pemberitaan potongan itu tak sesuai fakta di lapangan. Itu murni keikhlasan para penerima BST," singkat dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.