CIANJUR, KOMPAS.com – Sebanyak 1.120,5 kilogram sampah diturunkan dari kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat.
Penjabat humas Balai Besar TNGGP Poppy Oktadiyani mengatakan, lebih dari 1 ton sampah itu didapat dari hasil operasi bersih di jalur pendakian Gunung Putri dan Cibodas selama dua hari.
“Di jalur Putri didapat 828 kilogram sampah, sedangkan di jalur Cibodas 292,5 kilogram,” kata Poppy kepada Kompas.com, Kamis (10/6/2021).
Baca juga: Puncak Halimun Camp Bogor, Kemah di Tengah Gunung Salak dan Gede Pangrango
Poppy menyebut, sampah-sampah tersebut didominasi plastik, botol bekas air minum kemasan, dan kaleng.
“Sisa barang bawaan pendaki. Padahal salah satu kewajiban mereka adalah membawa kembali sampahnya ketika turun,” ujar dia.
Menurut Poppy, budaya bersih terus dikampanyekan bersama para mitra, mengingat kesadaran pengunjung, khususnya pendaki masih harus terus digugah dan disegarkan.
“Budaya bersih sebagai salah satu bagian dari eduwisata TNGGP akan terus ditekankan sampai kita tidak perlu lagi ada kegiatan opsih, karena tidak ada lagi sampah,” kata dia.
Baca juga: Pendakian Gunung Gede Pangrango Akan Buka Lagi, Simak Tips Mendakinya
Poppy mengatakan, kegiatan kali ini merupakan rangkaian Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021 yang melibatkan 142 orang dari berbagai elemen, mulai dari relawan, mahasiswa, masyarakat mitra Polhut hingga pelaku usaha wisata yang ada di sekitar kawasan.
“Kegiatan dilanjutkan dengan kampanye pendaki cerdas bersama Universitas Parahyangan. Harapan dari kampanye ini, TNGGP dapat menjadi jalur pendakian taman nasional pertama yang bebas sampah, zero waste,” kata Poppy.
Pihaknya mengapresiasi kepedulian sejumlah pihak terhadap pelestarian alam di kawasan konservasi Gunung Gede Pangrango.
“Antusias dan semangat peserta opsih jelas menunjukan masih tingginya kepedulian masyarakat terhadap Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,” ujar Poppy.
Agus (28), seorang peserta opsih menyayangkan masih banyak ditemukan sampah di kawasan konservasi tersebut.
“Hutan itu rumah kita, kalau kotor tentu tidak akan betah, tidak akan merasa nyaman,” kata Agus yang merupakan seorang relawan.
Agus mengatakan, keterlibatannya dalam kegiatan ini bukan sekadar untuk memunguti sampah.
Namun, sebagai bentuk aktualisasi kecintaannya terhadap Gede Pangrango.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.