Diketahui, MZMSBP merupakan pembuat situs web palsu dan SFR bertindak sebagai penyebar yang menggunakan software untuk mengirimkan SMS blast ke 20 juta warga negara AS.
Di SMS tersebut, terlampir tautan yang mengarah ke situs bantuan sosial Covid-19 palsu yang telah dibuat MZMSBP.
Dari 20 juta SMS yang dikirim, sebanyak 30.000 warga negara AS merespons dengan mengisi formulir yang telah disediakan pelaku.
Mereka juga melampirkan data diri mereka yang kemudian dikumpulkan oleh SFR.
Data tersebut kemudian diserahkan SFR ke pelaku utama yang saat ini diburu.
Baca juga: Scammer Indonesia Curi Rp 875 MIliar dari Bansos Covid-19 Amerika
Pelaku utama lantas menggunakan data pribadi warga negara AS tersebut untuk meminta bantuan ke pemerintah AS lewat program PUA.
Menurut kebijakan program tersebut, setiap warga negara yang terdaftar berhak mendapatkan bantuan senilai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 30 juta (kurs Rp 14.600).
Diperkirakan, ada 60 juta dollar AS (sekitar Rp 875 miliar) yang sudah didapat kelompok pelaku.
"Uang dari pemerintah AS itu masuk ke terduga pelaku yang saat ini sedang diburu," terang Zulham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.