ACEH UTARA, KOMPAS.com – Habsah (40) menggendong anak bungsunya, Humaira (1,5 tahun), di rumah mereka di Desa Cot Seumiyong, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara.
Dia meringis menahan sakit. Sesekali sakitnya pecah meledak. Sang ibu meletakkan anaknya di pangkuan. Sesekali menggendongnya.
“Saya berdoa agar bisa berobat. Operasi anak saya sampai sembuh agar bisa menjadi anak lainnya, yang normal, yang sehat,” sebutnya.
Baca juga: Orangtua Tak Punya Dana, Balita Penderita Bocor Jantung di Aceh Tak Bisa Operasi
Tak lama Habsah bicara, buliran jernih menetes di pipinya. Matanya menatap sang jabang bayi.
“Semoga Allah memudahkan jalan saya untuk anak saya,” katanya.
Terlihat Humaira kesulitan menarik napas. Sangat berat menarik napas. Sisi lain berat badannya pun tidak seperti anak pada umumnya.
Baca juga: Ingin Buang Air Kecil, Warga Temukan Mayat Wanita Berambut Pirang di Jurang Gunung Salak Aceh
“Saya bingung mau mengatakan apa. Selalu begini. Menangis dan karena masih kecil kita tak tahu sakitnya di mana. Saya gendong-gendong agar tenang dan tak menangis lagi,” sebut Habsah di rumahnya, Minggu (6/6/2021).
Anak bungsu dari pasangan Humaira dan Hamli Kadi itu didiagnosis penyakit bocor jantung. Kedua orangtua hanya petani biasa. Buruh tani di sawah atau ladang petani lainnya.
Selama ini, mereka berobat ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Kabupaten Aceh Utara.