Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Tasikmalaya Bantah Terlibat Jual Paksa CD ke Sekolah, Sebut LSM yang Bawa Pemborong

Kompas.com - 28/04/2021, 13:21 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Surya Mulyana membenarkan adanya penjulan CD pembelajaran daring di wilayahnya.

Namun, pihaknya membantah terlibat dalam penggiringan menjual paksa CD ke lembaga di bawah naungannya.

“Memang ada yang datang Inisial T dari salah satu CV yang diantar oleh salahsatu LSM meminta saya merekomendasikan untuk penjualan CD, tapi saya menolaknya dan mempersilakan langsung menjual ke lembaga,” jelas Surya saat dihubungi, Rabu (28/4/2021).

Surya menambahkan, selama ini pihaknya selalu didatangi oleh sejumlah LSM yang kerap mengajukan proposal berisi penawaran produk untuk dibeli dari dana BOS.

Namun sejauh ini, Surya mengatakan bahwa soal pembelian barang menjadi kewenangan kepala madrasah sebagai pengguna anggaran.

"Itu kan kewenangan Madrasah (MI)," tambahnya.

Baca juga: Saber Pungli Selidiki Dugaan Jual Paksa CD ke MI di Tasikmalaya

Diungkap Satgas Saber Pungli

Sebelumnya, Satgas Saber Pungli Jabar sedang menyelidiki kasus jual paksa CD media belajar interaktif dengan harga mahal ke madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Saat ini, Satgas Saber Pungli sudah melakukan klarifikasi ke lapangan dengan meminta keterangan sejumlah pihak, mulai Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kabupaten Tasikmalaya, perusahaan swasta dan oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Ketua Tindak 2 Saber Pungli Jabar  AKBP Zul Ajmi mengatakan, pihaknya memeriksa mereka karena ada dugaan kuat sejumlah pelanggaran dalam kasus jual paksa CD tersebut.

Menurut Zul, ada dugaan selain penjualannya menyalahi aturan, yaitu dibayar dari dana BOS, barang yang dijual pun tidak memiliki legalisasi pemerintah, seperti SNI dan HAKI.

Lanjut Zul, sejumlah kepala madrasah yang ditemuinya mengeluhkan harga CD bermasalah itu dibanderol Rp 2.250.000. Selain dipaksa harus membeli CD dengan harga terlalu mahal, para kepala madasah juga diwajibkan membayar secara tunai, meski sebelumnya dijanjikan bisa dicicil.

“Kasusnya akan kami tidaklanjuti, karena ada dugaan pungli dan gratifikasi, yang melibatkan oknum Kemenag, KKMI, LSM dan pengusah,” kata Zul via sambungan WhatsApp, Sabtu (24/4/2021).

Baca juga: Hati-hati, Uang Palsu Murahan Beredar Jelang Lebaran, Pengedarnya Tertangkap di Tasikmalaya

 

Kepala madrasah mengaku harus beli dengan harga mahal

Sementara itu, salah seorang kepala madrasah yang enggan disebutkan namanya mengaku pihaknya dipaksa harus membeli paket CD pembelajaran daring dengan harga mahal.

Padahal CD pembelajaran daring itu tidak diperlukan lagi karena kontennya bisa diunduh di internet.

Ia mengaku tidak pernah memesan CD pembelajaran kepada pihak mana pun. Namun dari KKMI kecamatan menyampaikan bahwa CD ini merupakan titipan dari Kemenag Kabupaten Taskmalaya.

“Walaupun bahasanya tidak mewajibkan, tapi sudah diikat per paket dengan ditulusi nama masing-masing madrasah dan diminta untuk diambil. Alasan ketua KKM kalau tidak diambil menjadi dilematis sebab ini barang titipan dari atas,” katanya.

CD tak bisa dibuka

Ia juga mengeluhkan, selain CD tidak bisa dibuka, harganya pun sangat mahal.

“Sudah coba dibuka tapi tidak bisa dibuka. Tapi ada juga yang bisa dibuka, hanya isinya berupa RPP dan silabus pembelajaran daring dengan format Microsoft Word dan Excel, buat apa kan bisa di-download di Google, kenapa harus dijual dedet (paksa, red) ke madrasah, dibayar dengan dana BOS padahal ada anggarannya,” keluhnya.

Ia mengatakan, CD tersebut berjumlah 15 keping dengan harga Rp 2.250.000. Padahal sebelumnya ia pernah mendengar CD sama dari perusahaan sama pernah dijual di madrasah ibtidaiyah Kecamatan Salopa dengan harga hanya Rp 700.000.

Menurutnya, isi dalam CD itu kemungkinan hasil unggahan dari internet, tetapi harganya bisa semahal itu. Selain itu isinya pun tidak penting karena setiap awal semester pihak madrasah mendapat RPP dan silabus dari pemerintah.

“Saya berharap ke depan jangan ada jual paksa lagi seperti ini, apalagi barangnya tidak diperlukan,” harapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com