BORONG, KOMPAS.com - Saat ini tanaman porang sangat diminati para petani.
Selain perawatannya yang mudah, tanaman ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Bahkan, keuntungan yang didapatkan bisa mencapai puluhan juta hingga miliaran rupiah.
Baca juga: Cara Agustinus Menanam Porang, Pernah Belajar ke Jepang, hingga Dapat Rp 50 Juta dari Panen
Salah satu petani yang mampu melihat peluang dari tanaman porang adalah Agustinus Adil.
Baca juga: Sejak Menanam Porang, Puluhan Warga Desa yang Dulu Melarat Kini Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Rumah
Petani asal Kampung Lendo, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, ini mampu meraup untung hingga RP 50 juta dari menanam porang.
Baca juga: Menanam Porang Tanpa Modal, tapi Bisa Raup Untung Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasianya
Agustinus pernah magang selama sembilan bulan di perusahaan Jepang untuk mengetahui cara menanam dan mengolah porang.
Kini Agustinus juga mengajarkan kepada para petani di desanya cara menanam porang yang berkualitas.
Berikut ini tips dan cara menanam porang dari Agustinus:
Sebelum menanam porang, harus dipersiapkan dulu lahannya.
Jika alang-alang dan rumput tumbuh di lahan tersebut, jangan disemprot dengan obat-obatan kimiawi. Rumput dan alang-alang itu dibersihkan dengan sabit dan parang.
Selanjutnya, rumput dan alang-alang yang sudah dibersihkan itu dibiarkan tergeletak di tanah.
Setelah itu tanah yang akan ditanami porang digali. Jika semua itu sudah dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan terasering berbentuk horizontal.
Terasering bertujuan agar tanah tidak terbawa erosi saat musim hujan.
Manfaat terasering selain menahan erosi saat musim hujan tiba, juga memudahkan petani untuk membersihkan tumbuhan liar yang tumbuh di sela-sela tanaman porang.
Intinya tanah harus dalam kondisi gembur.
Jika ada batu kerikil, batu sedang, serta akar harus dibuang atau dipisahkan.
Kemudian siapkan bibit biji katak. Saat masuk ke penanaman, atur jarak tanam antar porang hingga 60 sentimeter.
Jarak tanam bertujuan untuk mendapatkan umbi yang besar dan berat yang baik.
"Saya belajar (mulai) tahun 2010. Saat ini saya tanam umbi dan biji katak dengan cara menggali lubang kecil, tanpa digembur tanahnya. Hasilnya tidak banyak dan umbinya kecil serta tidak berat," ujar Agustinus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
"Kemudian saya memakai cara lain dengan membuat terasering di lahan kemiringan di lereng bukit. Hasilnya memuaskan serta batang pohon porang sebagai tempat buah biji katak melimpah," ujar Agustinus menambahkan.
Pemupukan
Agustinus menjelaskan, biarkan saja jika bibit sudah tumbuh. Ketika masuk pemupukan, siram dengan pupuk organik dari daun-daun kering.
Menanam porang harus di lahan terbuka. Tidak ada rimbunan pohon karena akar pohon sangat mengganggu perkembangan umbi.
Memang porang tetap tumbuh, tetapi umbi tidak akan membesar karena terimpit oleh akar-akar kayu.
Misalnya ada pohon kemiri dan di bawahnya ada tanaman porang. Porang tetap tumbuh, tapi umbinya kecil.
Untuk itu alangkah baiknya pohon kemiri yang sudah tua ditebang. Sedangkan pohon kemiri yang sudah lapuk dimanfaatkan menjadi pupuk alami.
Tanah yang subur dan sehat tanpa zat-zat kimia akibat pemupukan kimiawi akan memberikan hasil bagi perkembangan umbi-umbinya.
"Ada waktunya saat musim kemarau tiba, batang pohon porang akan mengering dan mati, tapi umbi yang masih didalam tanah tidak mati. Saat musim hujan tiba maka umbinya akan bertumbuh lagi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.