Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Jeruji Terpidana Mati Mary Jane, Penantian 11 Tahun dan Canting Batik

Kompas.com - 07/04/2021, 15:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Sebelas tahun sudah wanita asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, menanti vonis mati untuknya.

Wanita yang ditangkap pada tahun 2010 karena membawa heroin seberat 2,5 kilogram senilai 500.000 dollar US di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, kini berkarya melalui canting batik.

Di balik jeruji Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II B Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Mary nyaris setiap hari membatik dengan tangannya.

Baca juga: Terpidana Mati Mary Jane Dipindah ke Lapas Perempuan yang Baru di Gunungkidul

Menurut Kepala Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta Ade Agustina, batik karya Mary sudah tak terhitung.

Selain itu, menurutnya, banyak masyarakat luar LP yang menyukai dan memesan batik Mary Jane.

"Banyak yang pesan ke saya, 'pesan batik Mary Jane dong'," kata dia.

Baca juga: Alasan MA Tolak Kasasi Terpidana Mati Aulia Kesuma dan Anaknya

Rp 600.000 hingga jutaan

Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM, Widodo Ekatjahjana menyaksikan Mary Jane Fieasta Veloso membatik.Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma Dirjen Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM, Widodo Ekatjahjana menyaksikan Mary Jane Fieasta Veloso membatik.
Menurut Ade, batik karya Mary Jane dijual sesuai harga pasaran, lebih kurang Rp 600.000-an.

Namun, sejumlah pelanggan justru membayar lebih, bahkan hingga jutaan.

Pihak LP tak mengutip sepeser pun dari jerih payah Mary Jane. Uang tersebut diberikan ke Mary Jane dalam bentuk e-money.

Uang itu, menurut Ade, akan dikirim Mary ke keluarganya di Filipina.

"Sudah sering (kirim uang)," kata Ade saat mendampingi petugas gabungan sidak barang terlarang di Lapas Perempuan II B Yogyakarta itu.

Baca juga: Mary Jane Habiskan Hari di Penjara Sambil Membatik, Dijual Jutaan Rupiah

 

Kegiatan positif

Dari keterangan Ade, Mary Jane saat ini aktif mengikuti progran kegiatan di LP.

Salah satunya adalah membatik. Namun, selain itu, Mary Jane juga belajar organ untuk mengiringi kegiatan rohani.

Ade menambahkan, Mary Jane sekarang juga sudah fasih berbahasa Jawa dan Indonesia.

"Sekarang dia, sudah bisa main organ mengiringi paduan suara," kata Ade ditemui usai sidak Rabu.

Baca juga: Jasad Kesepuluh Korban Banjir Bandang Adonara Ditemukan, Warga Takbir, Evakuasi Butuh 2 Jam

Vonis mati tertunda

Seperti diketahui, eksekusi Mary Jane sempat dilakukan pada 24 April 2015. Saat itu Mary sudah dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Namun, eksekusi dibatalkan setelah pihak Kepolisian Filipina menemukan bukti baru yang mengarah adanya dugaan Mary Jane dijebak. Ibu dua anak itu pun kembali ke Yogyakarta 29 April 2015.

(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com