Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pria yang Diduga Menyiksa Satwa Langka Dibebaskan, BKSDA: Mereka Menolong Simpai yang Terluka

Kompas.com - 04/04/2021, 15:33 WIB
Perdana Putra,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Polda Sumatera Barat (Sumbar) melepaskan enam warga yang ditangkap terkait kasus dugaan penyiksaan satwa langka simpai.

Dugaan penganiayaan simpai itu terekam dalam sebuah video yang belakangan viral di media sosial.

Setelah melakukan penelusuran, BKSDA dan Polda Sumbar menangkap enam terduga pelaku.

Mereka di antaranya, MR (15) yang memegang ekor simpai, HF (32) memegang karung, TPT (16) dan JM (45) terlihat berdiri di video, A (17) perekam video, dan RM (18) yang menyebar video itu.

Polisi melepaskan enam warga tersebut karena tak terbukti melakukan penyiksaan.

Baca juga: Penyiksaan Satwa Langka Simpai di Sumbar, Pelaku hingga Penyebar Video Ditangkap

"Setelah diperiksa tim BKSDA dan Polda Sumbar ternyata pelaku yang diduga menyiksa Simpai itu bukan menyiksa tapi menolongnya," kata Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Ade Putra yang dihubungi Kompas.com, Minggu (4/4/2021).

Menurut Ade, video yang tersebar itu tidak utuh sehingga tidak ada kejadian awal dan akhirnya.

Dari hasil pemeriksaan, kata Ade, ternyata simpai dalam keadaan terluka karena terjatuh dari pohon.

"Mereka berniat menolongnya, tapi simpai bereaksi menjerit sehingga mereka tertawa seolah-olah menikmati kejadian itu," kata Ade.

 

Ade menjelaskan, dalam video itu terlihat simpai terjatuh ke air. Pelaku lalu memasukkan satwa langka itu ke karung.

Ternyata, mereka membawa satwa langka yang terluka itu ke padepokan silat.

"Mereka ini murid-murid padepokan silat. Setelah diobati, Simpai itu kemudian dilepas kembali. Kejadiannya pada 14 Januari 2021," kata Ade.

Sebelumnya, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat menangkap enam orang yang diduga menganiaya simpai.

Baca juga: Wabup Flores Timur: Puluhan Warga Meninggal Tertimbun, Belum Bisa Digali karena Tak Ada Alat Berat

Video itu direkam di Nagari Tambangan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Data, Sumatera Barat.

Sebelumnya, akun instagram @jakartaanimalaidnetwork membagikan video yang memperlihatkan sejumlah warga diduga menganiaya satwa langka simpai.

Dalam video itu terlihat sejumlah remaja laki-laki menyakiti satwa langka itu dengan menarik-narik ekornya.

Simpai tersebut terlihat menjerit-jerit dan kemudian masuk ke sungai. Para remaja itu terlihat tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com