Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPN: Survei Membuktikan Masyarakat Ingin Perubahan Ekonomi

Kompas.com - 22/01/2019, 12:11 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Miftah Sabri menilai hasil jajak pendapat atau survei Median menunjukkan bahwa masyarakat telah menangkap gagasan yang ditawarkan pasangan capres-caswapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno selama masa kampanye, khususnya di bidang ekonomi.

Hasil jajak pendapat Median per Januari 2019 menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Perbedaan elektabilitas keduanya menjadi 9,2 persen.

Baca juga: BPN Optimistis Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Ungguli Jokowi-Maruf pada Bulan Maret

Menurut Miftah, perbedaan 9,2 persen dalam waktu kurang dari 90 hari hingga pemilu merupakan indikator masyarakat menginginkan perubahan di bidang ekonomi.

"Survei mengkonfirmasi, masyarakat di bawah ingin perubahan, terutama di bidang ekonomi, yang lebih mengarus utamakan rakyat kecil di lapisan bawah, terutama soal harga-harga kebutuhan pokok, listrik dan lainnya," ujar Miftah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/1/2019).

Miftah mengatakan, saat ini masyarakat merasakan masalah terkait pemenuhan hak dasar warga yang tak mampu dipenuhi pemerintah, seperti harga kebutuhan pokok yang terjangkau dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Baca juga: Fadli Zon: Elektabilitas Prabowo-Sandi dan Jokowi-Maruf Hanya Selisih 4 Persen

Hal itu terlihat dari elektabilitas petahana yang masih berada di bawah 50 persen.

Sementara di sisi lain, pembangunan infrastruktur yang diupayakan pemerintah dinilai belum menyentuh ke masyarakat lapisan bawah.

"Ada problem mendasar di bidang pemenuhan hak dasar warga negara pada kebutuhan pokok dan soal biaya hidup rumah tangga yang tidak mampu dipenuhi oleh pemerintahan ini," kata Miftah.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Jokowi-Maruf 47,9 Persen, Prabowo-Sandi 38,7 Persen

Berkaca pada survei Median, Miftah optimistis elektabilitas Prabowo-Sandiaga akan mampu mengungguli pasangan Jokowi-Ma'ruf satu bulan jelang masa pencoblosan.

Ia mengatakan, pasangan Prabowo-Sandiaga akan terus menyuarakan berbagai persoalan di bidang ekonomi selama sisa waktu masa kampanye.

"Survei ini mengkonfirmasi, this election is all about economy. Bukan tentang yang lain. Semakin menjauh dari isu ekonomi ini, maka petahana akan semakin mendekat pada kekalahannya," kata Miftah.

Baca juga: Survei Median: Posko Pemenangan Prabowo-Sandi di Pulau Jawa Pengaruhi Elektabilitas Jokowi-Maruf

Sebelumnya diberitakan, hasil jajak pendapat Median per Januari 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf kini sebesar 47,9 persen dan Prabowo-Sandiaga 38,7 persen. Perbedaan elektabilitas keduanya menjadi 9,2 persen.

Adapun survei ini dilakukan pada 6-15 Januari 2019 terhadap 1.500 responden dengan margin of error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling. Survei ini dibiayai secara mandiri.

Kompas TV Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo, tidak mempersoalkan kehadiran posko BPN prabowo-sandi didirikan di dekat kediamannya di Solo, Jawa Tengah.<br /> <br /> Jokowi menambahkan tidak mudah untuk bisa menggerus elektabilitas Jokowi-Ma&rsquo;ruf di Jawa Tengah.<br /> <br /> Jarak posko BPN di Solo, Jawa Tengah hanya berjarak beberapa ratus meter dari kediaman Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com