Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2013, 11:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyampaikan permohonan maaf atas tertembaknya dua wartawan saat meliput aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Senin (17/6/2013). Kapolri memastikan akan mengusut kasus ini sampai tuntas.

"Saya mohon maaf karena kebetulan ada di kerumunan itu. Semua wilayah polda dan polres melakukan pemeriksaan, kok bisa menimbulkan korban," ujar Timur di Kompleks Parlemen, Selasa (18/6/2013).

Timur melanjutkan, aparat kepolisian juga akan bertanggung jawab atas pemulihan kondisi kesehatan bagi para wartawan yang tertembak gas air mata oleh aparat kepolisian.

"Polisi akan bertanggung jawab sampai dia sembuh," ujar jenderal bintang empat ini.

Timur mengungkapkan bahwa kasus penembakan itu bermula dari dinamika persoalan dalam aksi unjuk rasa. Polri, lanjutnya, hanya berupaya melayani masyarakat agar jangan sampai ada kelompok yang melakukan aksi unjuk rasa dan mengganggu ketertiban umum.

"Kami minta kesadaran, kalau sudah mengganggu diatur yang bagus. Pengunjuk rasa jangan sampai mengganggu orang lain. Tolong dihargai masyarakat lain yang melakukan kegiatan," ucapnya.

Seperti diberitakan, peluru gas air mata menempel pada pelipis kanan Nugroho Anton, kontributor Trans 7 di Jambi, setelah aparat mengeluarkan tembakan untuk meredam aksi mahasiswa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Jambi, kemarin. Akibat tembakan ini, Anton langsung dilarikan ke RS Umum Raden Mattaher dan menjalani operasi selama hampir 1 jam. Pihak dokter juga menyerahkan peluru gas air mata yang menempel di pelipis Anton kepada wartawan yang menunggu proses operasi Anton.

Meski sudah ada barang bukti, polisi bersikeras bahwa yang mengenai pelipis Anton hanyalah pecahan bambu. Penembakan ini sempat mengundang kemarahan mahasiswa yang saat itu sedang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Jambi.

Peristiwa lainnya terjadi di Ternate, Maluku Utara. Roby Kereley, wartawan sekaligus fotografer harian lokal di Ternate, terkena tembakan di paha kiri saat meliput aksi mahasiswa menolak rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah, kemarin. Selain Roby, enam pedemo yang tak lain adalah mahasiswa juga terkena tembakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com