Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maraton yang Serba "Wah"

Kompas.com - 15/06/2013, 02:50 WIB

Cobalah buka situs resmi Maraton London (www.virginmoneylondonmarathon.com). Salah satu informasinya menyebutkan, ”Pendaftaran formulir Maraton London 2014 telah ditutup.”

Pengumuman itu sudah terpampang sekitar April lalu karena semua formulir laris-manis diambil. Media Inggris menyebutkan, penutupan itu hanya 11 jam setelah dibuka.

Tahun lalu ada sekitar 100.000 orang yang mendaftar. Pendaftaran formulir hanya dibuka selama 17 jam. Di Maraton Tokyo tahun ini, dilaporkan ada 300.000 pendaftar.

Jika semua pendaftar diterima, panitia pasti kewalahan. Itu sebabnya, panitia Maraton Tokyo mengundi ratusan ribu pendaftar untuk memenuhi kuota 35.000 peserta.

Hal yang sama dilakukan panitia Maraton London. Tahun ini, mereka hanya sanggup menampung sekitar 35.000 peserta.

Formulir terbuka dialokasikan bagi semua warga tanpa kriteria limit waktu. Jika memenuhi limit waktu, panitia masih membuka kesempatan. Untuk usia 18-40 tahun, misalnya, limit waktu maraton untuk bisa ikut adalah 3 jam 5 menit (putra).

Uraian di atas menggambarkan betapa besar minat dan animo publik untuk ikut maraton. Berdasarkan data resmi Asosiasi Maraton Internasional dan Lomba Lari Jarak Jauh (AIMS), peserta maraton besar dunia era 2000-an berkisar 30.000-46.000 pelari.

Padahal, setiap tahun lebih dari 500 ajang maraton digelar di seluruh dunia. Bisa dibayangkan, berapa juta total pelari maraton setahun?

Perlu dicatat, untuk mendaftar saja dikenai biaya tidak murah: 10.000 yen (Rp 1.040.000) di Maraton Tokyo dan 150-300 dollar AS (Rp 1,4 juta-Rp 2,9 juta) di Maraton London. Toh, peminat tidak pernah sepi.

Hadiah lomba maraton juga ”wah”. Sekadar menyebut contoh, panitia Maraton Tokyo 2009 menyiapkan hadiah uang total sekitar Rp 10,7 miliar. Juara yang memecahkan rekor dunia meraup Rp 4,5 miliar.

Dengan hadiah sebesar itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa maraton bisa mengubah nasib seorang pelari. Pelari putra Etiopia, Lelisa Desisa (23), membawa pulang uang 200.000 dollar AS (Rp 1,9 miliar) setelah ”hanya” lari 2 jam, 4 menit, 45 detik dan menjuarai Maraton Dubai 2013, Januari lalu. ”Saya akan gunakan untuk membangun rumah dan biaya menikah,” ujar Desisa.

Di Indonesia, maraton baru mulai menggeliat setelah hilang selama 20 tahun. Diawali Maraton Bali tahun lalu, tahun ini ajang itu berlanjut, Minggu ini. Dalam hal ini, harus diakui: kita tertinggal dari dunia luar dan kini saatnya mengatasi ketertinggalan itu. (SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com