Pada Sebuah Kota
Derai kata yang tertabur rinai
Basah telungkup aspal legam
Sebagian mereka berlari menghimpit raga
Di antara mereka berdiri di bawah rerindang
Tidak perlu hujan dihalau
Biar meruak wangi tanah-tanah basah
Rambah di sebagian kita
Ah, ini mungkin hanya sebagian tanya
Pada sebuah kota
Gegaris Senja
Garis wajahmu,
selalu kuingat, dari jutaan aku menggaris kenangan
Akhirnya perasaan itu padam, mengerjap pada belukar perasaan
Bulir mata air menderas
Durja seperti darah
Mengalir dari daging perasaaan
Kita akhirnya lupa, berjumpa bukan sekedar hanya merasa
Tapi takdir memetik kita pada sebuah masa
Hanya pada sebuah senja
Kau kirimkan kuntum bunga padma
Terselip antara tebing buah dada
Untuk kemudian kau selipkan di antara hati
Ah. itu memori pada sebuah memoar sekejap pandang,
Pada Senja pertama Lelaki tua menggambar dua orang yang memandang senja; menggaris kita, sayang, hanya pada sebuah senja.
Pada Sebuah Senja
Mengular waktu melilit bisu
Pada bola mata kita terlentang ragu
Ada pelangi memintas sepi
Dan nyata kita enggan kembali
Berlari kini kita menyemak masa
Pada seribu purnama diam kita sama merasa
Ribuan gelaran senja menjadi saksi
Pada janji bukan sekedar mengada
Tapi kini kasih; kita menikam jantung bukan karena cinta
Semata hanya pada sebuah senja,
kita mau tertunduk pasrah pada kenangan