Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhenti Merokok dengan Terapi Laser

Kompas.com - 07/06/2013, 02:42 WIB

Jakarta, Kompas - Teknologi laser level rendah, yang biasa digunakan untuk perawatan kulit, kini bisa digunakan untuk terapi berhenti merokok.

Philip Gabel, ahli akupunktur dan teknologi laser level rendah dari Australia, dalam perkenalan klinik terapi berhenti merokok S Clinic, Rabu (5/6), di Jakarta, mengatakan, teknologi laser level rendah bersifat biokimiawi. Terapi ini tidak merusak sel hidup.

”Laser level rendah menstimulus bagian tertentu di otak, mengembalikan struktur biokimia di sel-sel otak seperti sebelum pasien terkait kecanduan nikotin,” ujarnya.

Efeknya, pencandu rokok yang menjalani terapi tidak lagi merasakan kenikmatan merokok seperti sebelumnya. Dalam terapi ini, sinar laser infra merah kelas 3B ukuran 30 miliwatt ditembakkan ke 29 titik di tubuh, antara lain di dekat mulut, telinga, pangkal telapak tangan, pembuluh nadi, punggung, dan perut.

Durasi tembakan sinar laser yang berkekuatan sedikit lebih tinggi dari alat pemindai barcode di supermarket ini 45 detik setiap sesi. Menurut Philip, terapi laser bisa diterapkan pada pria ataupun wanita dari berbagai usia.

Dr Farmanina Santoso, dermatolog dari Persatuan Dokter Anti-Penuaan Indonesia (Perpasti), menyatakan, selain berbahaya bagi kesehatan jantung dan paru, rokok juga mengakibatkan penuaan kulit.

”Nikotin menghambat aliran darah, termasuk di kulit. Hal itu mengakibatkan kulit kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, kulit menjadi kusam, berkerut, dan terlihat tua,” katanya.

Menurut CEO S Clinic Tatat Rahmita Utami, pihaknya gencar melakukan kampanye berhenti merokok melalui pendirian Rumah Bebas Nikotin. ”Pada 28 Mei, kami meluncurkan Rumah Bebas Nikotin di Grand Indonesia. Saat ini terkumpul dana Rp 50 juta yang akan disumbangkan kepada penderita paru kurang mampu,” ujarnya. (jon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com